Dari Peraga-5, depresiasi nilai tukar IDR terhadap USD sejak pertengahan 2011 hingga Triwulan-III 2014 mencapai hampir 40%.
Sejalan dengan masa "boom commodities", minat untuk ekspansi dan juga konsumsi tinggi seperti diberikan pada Peraga-6.
Peraga-6 : Ekspansi Kredit Investasi dan Konsumsi
Implikasi lanjutan dari fenomena spiral deflasi komoditas, lonjakan nilai tukar, dan beban utang korporasi, muncul dalam bentuk penurunan minat investasi dunia usaha dan korporasi yang lebih mengupayakan pembayaran utang namun kemudian menekan pendapatan tenaga kerja serta penurunan daya beli. Akumulasi permasalahan dalam perekonomian bak curahan hujan yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti; dan bukan pula waktu yang tepat untuk melakukan perbaikan "genteng bocor"; pilihannya melanjutkan orkestra infrastruktur.
Trilema Investasi, Infrastruktur, dan Income atau Penerimaan
Tiga hal yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian secara berkelanjutan dan membutuhkan perhatian khusus yaitu Investasi, Infrastruktur, dan Income atau Pendapatan. Pendapatan akan selalu berkaitan dengan tenaga kerja dan masyarakat serta penerimaan pajak pemerintah. Ketiga hal tersebut saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi serta sulit  untuk menentukan prioritas yang memerlukan penyelesaian segera (Kondisi demikian disebut : Trilema).
Gambaran penerimaan pajak (dalam arti luas) terhadap PDB beserta perbandingannya dengan negara lain diberikan pada peraga berikut ini.
Peraga-7 : Rasio Penerimaan Pajak terhadap PDB (GDP)