Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Efek Overdosis dan Kecoak Pertumbuhan

10 Agustus 2017   15:25 Diperbarui: 14 Agustus 2017   12:35 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku bunga rendah tetapi jangka waktu singkat berkaitan dengan kebijakan stimulus moneter Bank Sentral negara maju pasca Krisis Keuangan 2008. Sebagai contoh di US, The Fed memasang suku bunga acuan hingga hampir 0%; sementara di kawasan European Union, European Central Bank melakukan hal yang serupa, juga Bank of Japan. Godaan suku bunga rendah tersebut dipandang sebagai kesempatan. Pinjaman langsung "disambar" demi meningkatkan kapasitas dan mendorong pertumbuhan usaha tanpa memperhatikan kondisi global yang mulai mengalami deflasi (penurunan harga) komoditas; dan kondisi "overdosisis" menjadi tuaian pada kemudian hari.

Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara umum gambarannya 60% konsumsi, 35% investasi, dan kurang dari 5% pada perdagangan global. Belanja pemerintah secara rerata kurang dari 20% PDB; tetapi faktor investasi pemerintah yang utamanya pada sektor infrastruktur, memberikan dorongan bagi pertumbuhan mengindikasikan peningkatan hasil dan daya guna anggaran sehingga layak mendapat apresiasi. Berharap akan peningkatan pertumbuhan tanpa partisipasi non pemerintah atau sektor private ibarat sebuah pepesan kosong. Dengan kondisi sektor private yang masih berupaya membayar pinjaman maka pilihannya kembali pada investasi pemerintah.

Masalah penurunan daya beli dan minat investasi bukan hal baru dalam perekonomian; penyelesaiannya perlu memperhatikan Prinsip Ekonomi. Ahli ekonomi John Maynard Keynes memberikan resep dan kutipannya : "In recessions the aggregate demand of economies falls. In other words, businesses and people tighten their belts and spend less money. Lower spending results in demand falling further and a vicious circle ensues of job losses and further falls in spending. Keynes's solution to the problem was that governments should borrow money and boost demand by pushing the money into the economy. Once the economy recovered, and was expanding again, governments should pay back the loans."

Resepnya tersedia tanpa perlu mencari dengan "trial-error" kecuali ingin kecoak tekanan pertumbuhan muncul kembali. 

Arnold Mamesah - 10 Agustus 2017

Catatan. Modifikasi (14/08/2017) pada aliran masuk penanaman modal asing hingga Triwulan-II 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun