Pajak dan Pertumbuhan Berkelanjutan
Selain kondisi defisit, masalah laten yang menyebabkan defisit meningkat adalah pada penerimaan negara. Dua komponen utama dari penerimaan pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Gambaran penerimaan PPh dan PPN beserta rasio terhadap PDB diberikan pada Peraga-5.
Peraga-4: Penerimaan PPh dan PPN (Sumber informasi: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat - Kementerian Keuangan)
Trend Penerimaan PPh dan PPN - koleksi Arnold M.
Pada 2015 dan 2016 penerimaan PPh meningkat demikian juga rasionya terhadap PDB, tetapi dalam hal PPN terjadi anomali. Dengan pertumbuhan yang didorong konsumsi dan investasi, penerimaan PPN mengalami stagnasi bahkan turun; sedangkan rasio PPN terhadap PDB terus turun sejak 2013 hingga 2016. Kondisi ini memberikan signal penurunan daya beli masyarakat yang selaras dengan tingkat inflasi yang turun. Tetapi pada sisi lain merupakan gejala (
symptom) peningkatan transaksi "
bawah tanah atau underground" yang dilakukan secara sengaja, tanpa pengenaan pajak atau dengan sengaja mengelak dari pajak; serta tidak terjangkau fiskus (petugas pajak). Hal ini sebenarnya yang menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (
SMI). Lihat artikel "
Kesuraman Ekonomi Global dan Membuka Tabir 'Dirty Money & Underground Economy'". Lengkapnya klik di
sini). Bagaimana kelanjutan perekonomian jika mengalami defisit dan peningkatan utang tetapi mengalami pertumbuhan berkelanjutan ? Gambaran pada Peraga-5 menunjukkan dengan defisit tetapi mendorong pertumbuhan, rasio utang terhadap PDB turun.
Peraga-5 : Model Pertumbuhan Perekonomian Indonesia Menuju 2030
Model Pertumbuhan PDB dan Rasio Utang - koleksi Arnold M.
Mencermati Peraga-5, walaupun utang bertambah dalam kondisi pertumbuhan berkelanjutan, rasio utang 2017 sebesar 28,2%, pada 2030 diproyeksikan
rasio utang terhadap PDB berada di bawah 30%; namun dengan besaran PDB yang hampir 3 kali besaran 2016.
Lantas mengapa cemas dan beranggapan terjadi kondisi darurat utang ? Apakah utang hari ini harus dilunasi besok? Hal demikian merupakan sesat paham; menghindari defisit dan penambahan utang akan berdampak penyusutan perekonomian dengan berbagai implikasi sosialnya.
Arnold Mamesah - 28 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya