Peraga-4 menunjukkan trend utang luar negeri pemerintah meningkat sementara swasta turun; kondisi ini mengindikasikan penurunan minat swasta berinvestasi dan selanjutnya akan menekan pertumbuhan usaha pada masa mendatang.Â
Peningkatan utang pemerintah tidak perlu dicemaskan karena sejalan dengan kebijakan stimulus dan perlu dana untuk pembangunan infrastruktur. Bahkan pertumbuhan utang pemerintah seharusnya lebih agresif untuk percepatan pembangunan; tetapi hal ini akan mendapat tentangan akibat pemahaman yang dangkal tentang utang. (Lihat artikel : "Saatnya Berutang" dengan klik di sini).
Kondisi surplus perdagangan memang bagus tetapi lebih menggembirakan jika terjadi defisit akibat peningkatan impor barang modal untuk infrastruktur dan pengembangan industri yang pada masa mendatang akan mendorong pertumbuhan. Seringkali muncul pemahaman bahwa kondisi defisit akan menimbulkan depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah. Yang terjadi justru sebaliknya karena faktor aliran masuk dana investasi asing akan memperkuat nilai tukar (apresiasi) dan dalam kondisi tertentu dapat mengancam ekspor.i
Investasi bukan sekedar mendorong pertumbuhan masa kini tetapi mempersiapkan masa depan. Saat sumber dana untuk investasi tidak tersedia maka pilihannya adalah utang demi pertumbuhan dengan rentang waktu panjang bukan hanya 1-2 tahun.
Arnold Mamesah - 18 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H