Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kecemasan SMI terhadap Faktor Tiongkok Terlalu Berlebihan

4 Februari 2017   18:37 Diperbarui: 5 Februari 2017   09:31 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trend Pertumbuhan Utang Investasi - Koleksi Arnold M.

Global Economic New Normal - Kreasi dan koleksi Arnold M.
Global Economic New Normal - Kreasi dan koleksi Arnold M.

Pada sisi lain, faktor APBN yang besarnya kurang dari 20% PDB (Produk Domestik Bruto; atau GDP : Gross Domestic Bruto), tentu tidak cukup berarti khususnya pada investasi. Dalam APBN 2017 telah dianggarkan sejumlah 380 Triliun Rupiah (IDR) untuk pembangunan infrastruktur yang diyakini akan dapat meningkatkan belanja khususnya konsumsi; dan menambah lapangan kerja. Tetapi pada sisi lain, pertumbuhan kredit investasi pada perbankan nasional selama 2016 berada pada kisaran 8%; sedangkan pinjaman dari eksternal (valas dari luar negeri) cenderung turun seperti diberikan pada Peraga-9.

Peraga-9 : Trend Pinjaman Investasi Valas

Trend Pertumbuhan Utang Investasi - Koleksi Arnold M.
Trend Pertumbuhan Utang Investasi - Koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank Indonesia - SULNI

Kondisi serupa pada aliran masuk investasi asing seperti pada Peraga-10.

Peraga-10 : Aliran Modal Masuk Investasi Asing

Capital Inflow YoY - Koleksi Arnold M.
Capital Inflow YoY - Koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank Indonesia - SDDS

Trend turun investasi berupa aliran modal masuk, pinjaman luar negeri, dan kredit investasi merupakan "signal negatif" dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian pada masa mendatang khususnya sektor infrastruktur serta industri untuk peningkatan produksi.

Faktor yang menghambat minat investasi korporasi utamanya pada masalah Balance Sheet Recession Problem (Masalah Resesi Neraca). Sedangkan bagi penanaman modal asing, faktornya bukan peringkat pada indikator Ease of Doing Business atau rating serta berbagai kemudahan lainnya. Tetapi pada faktor daya beli, stabilitas; keamanan dan kenyamanan serta kepastian dalam kebijakan pemerintah bagi dunia usaha (lihat artikel : Anggapan Keliru Atas Faktor Aliran Investasi).

Faktor China sebenarnya lebih besar pada masalah internal China sendiri. Sehingga terlalu berlebihan jika SMI menganggap perekonomian Indonesia bergantung pada China. Tetapi demi memikat investasi asing sudah selayaknya masalah stabilitas domestik; keamanan dan kenyamanan dalam dunia usaha menjadi perhatian pemerintah dan semua pihak yang prihatin serta peduli terhadap pertumbuhan Indonesia.

Arnold Mamesah - 4 Februari 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun