Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Tetapi Rentan

10 Januari 2017   00:26 Diperbarui: 10 Januari 2017   01:52 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : www.shutterstock.com

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) selalu menyebutkan bahwa pertumbuhan Indonesia termasuk Top-3 Global dengan peringkat tertinggi India, selanjutnya China dan Indonesia; seperti pada Peraga-1.

Peraga-1 : Proyeksi pertumbuhan Ekonomi (PDB : Produk Domestik Bruto) India, China, Indonesia pasca Krisis Finansial 2008

proyeksi-pdb-587381d24b7a610e098f8e49.jpg
proyeksi-pdb-587381d24b7a610e098f8e49.jpg
Sumber Informasi : IMF

Rerata pertumbuhan pasca Krisis Finansial 2008 diberikan pada kolom pertama (Avg_Pre) dan selanjutnya proyeksi hingga 2021. Proyeksi pertumbuhan global pada kisaran 3,5%, rerata Emerging Market & Developing Economies berada pada kisaran 4,5 - 5% dengan kecenderungan naik. Sementara trend pertumbuhan China turun dan berada pada kisaran 6%; sedangkan India dan Indonesia trend-nya naik.

Posisi cadangan devisa China, India, dan Indonesia diberikan pada berikut.

Peraga-2 : Cadangan Devisa (Foreign Exchange Reserve) India, China, Indonesia

forex-reserve-5873975dbf22bde70489ed09.jpg
forex-reserve-5873975dbf22bde70489ed09.jpg
Sumber Informasi : China - SAFE; India - Reserve Bank of India; Indonesia - BI SDDS

Cadangan devisi China dalam dua tahun terakhir terus berkurang; penurunan 2015-2016 hampir 10%. India dalam 2015 - 2016 naik hampir 3%, trend berbalik pada dua triwulan terakhir; sementara Indonesia mengalami trend naik sejak triwulan-3 2015, untuk 2015-2016 besarnya 16%.

Pergerakan indeks nilai tukar Renminbi (China), Rupee (India), dan Rupiah (Indonesia) diberikan pada peraga berikut ini.

Peraga-3 : Indeks Nilai Tukar Efektif  (Real Effective Exchange Rate Index)

reer-index-ici-58739bbb0ab0bdcc0abaf168.png
reer-index-ici-58739bbb0ab0bdcc0abaf168.png
Sumber Informasi : BIS - REER

Trend indeks Renminbi (China) turun (posisi akhir 2016 dibandingkan posisi akhir 2015 turun 7%); Rupee (India) naik 1,5% dan Rupiah naik 4,7%. 

Posisi utang terhadap PDB dan utang eksternal diberikan pada peraga di bawah ini.

Peraga-4 : Rasio utang terhadap PDB dan posisi utang eksternal 

ratio-debt-to-gdp-and-external-5873a546c022bd42069afc28.jpg
ratio-debt-to-gdp-and-external-5873a546c022bd42069afc28.jpg
Sumber Informasi : China - SAFE; India - Reserve Bank of India; Indonesia - Kemenkeu DJPPR

Pada akhir 2016, -osisi rasio utang terhadap PDB India berada di atas ambang batas 60% (68,5%); China 48,3% dan Indonesia 27,7%. Sedangkan posisi utang eksternal terhadap total utang China dan India pada kisaran 37-38%, Indonesia di bawah 30%.

Kondisi mencemaskan terjadi pada aliran dana masuk penanaman modal asing (FDI : Foreign Direct Investment) seperti pada peraga berikut ini.

Peraga-5 : Aliran Dana Investasi Langsung (FDI) (tahunan : Triwulan-2 ke Triwulan-2 tahun berikutnya)

perubahan-aliran-fdi-58738abd4b7a6189088f8e4b.jpg
perubahan-aliran-fdi-58738abd4b7a6189088f8e4b.jpg
Sumber Informasi : OECD Statistics

Dalam masa Triwulan-2 2015 hingga Triwulan-2 2016 dibadingkan masa sebelumnya, aliran dana masuk FDI ke China, India, dan Indonesia turun; satu tahun sebelumnya hanya Indonesia yang turun.

Pertumbuhan ekonomi India, China dan Indonesia memang tergolong tinggi, jauh di atas rerata global. Tetapi mencermati posisi cadangan devisa dan indeks nilai tukar, posisi utang, dan aliran modal asing (FDI), ada kerentanan yang mengancam keberlanjutan pertumbuhan seperti diberikan pada Peraga-6.

Peraga-6 : Potret India - China - Indonesia (indikator pilihan)

potret-india-china-indonesia-5873c379a623bd800e49d399.png
potret-india-china-indonesia-5873c379a623bd800e49d399.png
India bertumbuh di atas 7% tetapi posisi utang terhadap PDB tinggi dan trend aliran dana FDI turun. Trend turun pertumbuhan China ternyata menekan cadangan devisa dan indeks nilai tukar; beriringan dengan penurunan aliran dana FDI. Dalam hal Indonesia, yang mencemaskan adalah penurunan aliran FDI. Investasi merupakan faktor kunci keberlanjutan dan peningkatan pertumbuhan masa mendatang. Untuk mengatasi kerentanan dalam keberlanjutan pertumbuhan perekonomian dan memahami rasio utang terhadap PDB; pilihan terbaik adalah pemerintah aktif berinvestasi dengan meningkatkan utang baik dari sumber internal dan juga eksternal.

Arnold Mamesah - 10 Januari 2017

(modifikasi judal dan caption : 10 Januari 2017 - 01:38)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun