Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menggugat Optimisme, Pencapaian Tax Amnesty dan Pemahaman tentang Utang

29 November 2016   14:50 Diperbarui: 29 November 2016   18:33 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Optimistik terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sikap optimistik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu diungkapkan Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan berbicara. 

Untuk memahami pertumbuhan ekonomi Indonesia dan proyeksinya, Peraga-1 memberikan gambaran dengan perbandingan Asean, rerata Emerging Market, dan pertumbuhan global.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Global - Koleksi Arnold M.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Global - Koleksi Arnold M.
Sumber Informasi : IMF (dengan pengolahan)

Berdasarkan proyeksi, pertumbuhan ekonomi Indosia berada di atas rerata Asean, Emerging Market & Developing Economies (EM&DE), dan Global. 

Sebagai tambahan, gambaran Populasi Penduduk dan Produk Domestik Bruto (PDB) nagara anggota ASEAN diberikan pada Peraga-2.

Populasi dan PDB Asean - Koleksi Arnold
Populasi dan PDB Asean - Koleksi Arnold
Sumber Informasi : IMF

Dengan tren pertumbuhan ekonomi, populasi serta PDB dalam lingkup ASEAN maka posisi Indonesia selayaknya menjadi lokomotif pertumbuhan, setidaknya dalam kawasan.

Pada lingkup Emerging Market & Developing Economies dengan mempertimbangkan populasi penduduk, tiga negara merupakan pemain kunci yaitu China (Ekonomi Panda), India (Ekonomi Gajah) dan Indonesia (Ekonomi Garuda). Memperhatikan beberapa indikator perekonomian, kondisi Indonesia memang mendukung sikap optimistis (Lihat artikel : Benarkah Perekonomian Indonesia Masih Jauh Lebih Baik?). Demikian juga jika melihat kinerja mata uang masing masing yaitu Rupee (India), Renminbi (China) dan Rupiah (Lihat artikel : Wajarkah Presiden Optimistis Saat Nilai Tukar Rupiah Bergejolak?).

Namun tidak cukup dengan melihat catatan indikator tersebut tanpa memahami faktor dalam pertumbuhan. Secara teori, Produk Domestik Bruto mencakup tiga hal yaitu Konsumsi (C dengan porsi 60%), Investasi yang merupakan Pembentukan Modal Tetap Domestik (I - dengan porsi 35%), dan Perdagangan Global atau Ekspor dan Impor (M - porsi 5%). Dalam situasi global yang mengalami tekanan khususnya Spiral Deflasi Komoditas, sulit berharap akan kontribusi pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan.

Sementara pertumbuhan sisi konsumsi tertekan akibat stagnasi pendapatan masyarakat dan bahkan berkurang sejalan dengan upaya penghematan atau efisiensi yang dilakukan dunia usaha. Sehingga ekspansi investasi merupakan harapan untuk mendorong pertumbuhan (Invetment Way atau I-Way); dengan selalu ingat adagium atau kata-kata bijak : "The Now Investment will harvest Future Growth" (Investasi sekarang memberikan tuaian pertumbuhan pada masa mendatang). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun