Gambaran aliran penanaman modal asing (FDI) Indonesia pada 5 (lima) tahun terakhir hingga 2015 diberikan pada grafik berikut ini dengan pembanding India.
![FDI Inflow Indonesia and India 2011 - 2015 : Prepared by Arnold M.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/07/fdi-indonesia-and-india-57f74441719373b20b0b7023.png?t=o&v=555)
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam FDI, berdasarkan kajian AT. Kearney Consulting Firm (FDI Confidence Index), diberikan pada peraga berikut ini.
![atk-report-57f746124423bda80cc3b449.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/07/atk-report-57f746124423bda80cc3b449.png?t=o&v=555)
Sementara dari perdagangan global, trend 2016 menunjukkan pertumbuhan yang sangat lambat sejak Krisis Finansial. Kondisi spiral deflasi komoditas masih terus menekan negara yang mengandalkan ekspor komoditas yang selanjutnya berdampak pada barang konsumsi dan manufacturing. Tekanan perdagangan global selanjutnya menjalar pada sektor transportasi dan logistik serta akan menekan pertumbuhan sektor pariwisata. Dengan demikian, secara agregasi pendapatan akan tertekan yang berdampak pada sisi permintaan dan menimbulkan kondisi "over supply". Kondisi demikian bagaikan spiral depresi yang menampilkan potret suram perekonomian global.
Demi mendorong pertumbuhan dalam situasi konsumsi tidak bertumbuh, penanaman modal asing (FDI) turun, dan perdagangan global tidak bertumbuh; pilihan yang tersisa hanya Ekspansi Fiskal yang diinisiasi pemerintah. Dampaknya adalah Defisit Anggaran yang diikuti Peningkatan Utang; hal ini selaras dengan Generally Accepted Economic Principal.
Arnold Mamesah - 7 Oktober 2016
Masyarakat Infrastruktur Indonesia - Laskar Initiatives
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI