
Demi pencapaian target penerimaan pajak, telah disusun program seperti pada Peraga-3.

Bagaimana menggunakan Prinsip Pareto dalam mengoptimalkan penerimaan negara ? Untuk membantu memahami Prinsip Pareto, diberikan ilustrasi menggunakan besaran PDB (GDP) untuk 100 negara yang diurut menurun; seperti digambarkan pada Peraga-4.

Dengan Prinsip Pareto dalam penerimaan pajak, 80% penerimaan akan bersumber dari 20% wajib pajak. Pada saat ini Jumlah pemegang NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sudah mencapai 27 Juta; berarti 80% penerimaan pajak akan bersumber dari 20% pemegang NPWP atau sebesar 5.4 juta. Berdasarkan laporan tahun (SPT) 2015 yang diterima hingga tenggat waktu (30 April 2016), jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT sebanyak 11,6 Juta.
Mencermati target dan porsi penerimaan PPh dan PPN, peningkatan pernerimaan negara terjadi karena dorongan atau bangkitan kebijakan stimulus anggaran. Hal ini akan berimplikasi pada peningkatan penghasilan dan jumlah transaksi dagang. Sementara dengan Prinsip Pareto akan dapat difokuskan pelayanan dan pengawasan yang bermuara pada efektivitas penanganan dan peningkatan penerimaan.Â
Lantas dimanakah sang kecoak itu berada ? Transaksi dunia usaha dan mekanisme pelaporan secara "manual" serta interaksi "petugas pelayanan pajak" dengan wajib pajak secara "tatap muka empat mata" merupakan "sarang kecoak" yang menggerogoti penerimaan pajak. Sistem perpajakan yang terintegrasi dengan dukungan TIK akan membasmi kecoak hingga sarangnya; mendorong transparansi, pemantauan, dan pengendalian penerimaan termasuk upaya pencegahan dan penindakan terhadap berbagai bentuk tindakan pengelabuan pajak (tax evasion) serta tindak kriminal pajak (tax fraud). Sistem perpajakan tersebut merupakan jangkar dalam PINTAR (Project for Indonesia Tax Administration Reform).
Arnold Mamesah - Pekan terakhir Agustus 2016
Masyarakat Infrastruktur Indonesia - Laskar InitiativesÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI