Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Debat Percuma Soal Cadangan Devisa dan Defisit Anggaran

1 Juli 2016   15:30 Diperbarui: 1 Juli 2016   15:33 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cadangan Devisa & Defisit Anggaran - http://www.djppr.kemenkeu.go.id/

Investasi Infrastruktur

Dalam situasi defisit anggaran, pemerintah tetap mempertahankan tema akselerasi pembangungan infrastruktur (Infrastruktur Way). Mengapa membangun infrastruktur ? Pertama sebagai stimulus perekonomian yang berdampak langsung pada pendapatan tenaga kerja sehingga meningkatkan permintaan (consumption demand) serta memberikan efek titisan (Trickle Down Effect). Dengan pembangunan infrastruktur akan meningkatkan “Comparative Advantage” demi menarik minat investasi modal domestik & asing (Berdasarkan Logistic Performance Index, posisi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Singapore, Malaysia, Thailand). 

Merujuk pada hasil kajian World Bank, peningkatan investasi insfratruktur sebesar 10% dalam jangka panjang (setidaknya tiga tahun) menjanjikan peningkatan PDB sebesar 1%; sementara dari kajian IMF (International Monetary Fund), peningkatan belanja infrastruktur berdampak langsung pada output, peningkatan permintaan, dan peningkatan kapasitas dan produktivitas sektor industri. 

Masalah defisit anggaran sering hanya dilihat dalam kaitannya dengan peningkatan utang; bukan dengan upaya stimulus perekonomian dan investasi yang berwawasan jangka panjang. Yang pasti, tanpa investasi jangan berharap akan ada peningkatan pertumbuhan.

Sumber Informasi :

1. International Monetary Fund (IMF)

2. Bank for International Settlement

3. Bank Indonesia - SDDS

Arnold Mamesah 

Hari pertama Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun