Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potret Rupiah dalam Gejolak Nilai Tukar Nominal dan Efektif

22 Mei 2016   12:54 Diperbarui: 22 Mei 2016   13:20 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx

Dengan memperhatikan inflasi berdasarkan Consumer Price Index (CPI) serta nilai perdagangan internasional pada masing-masing negara, Bank for International Settlements menerbitkan Indeks Real Effective Exchange Rate (REER). Indeks ini memberikan gambaran kondisi perekonomian yang lebih akurat. Pada masa April 2015-April 2016, indeks REER beberapa mata uang (seperti yang disebut di atas) diberikan pada Peraga-3.

currency-exchange-index-57412ccd309373800e2a998d.jpg
currency-exchange-index-57412ccd309373800e2a998d.jpg
Sumber Informasi : Bank for International Settlements (dengan pengolahan).

Penjelasan. 

  • CNY : Renminbi China, Euro : Europe Area, INR : Rupee India, IDR : Rupiah Indonesia, JPY : Yen Japan, USD : US Dollar 
  • Indeks berdasarkan Real Effective Exchange Rate (REER).

Berdasarkan indeks bulanan, rerata April 2015-April 2016 dan April 2016, indeks China Renminbi, India Rupee, dan USD turun; sedangkan untuk Euro, Rupiah dan Japan Yen naik. Kembali terlihat Jepang mengalami kenaikan seperti juga Indonesia. Kenaikan indeks Rupiah merepresentasikan kenaikan surplus perdagangan dan trend inflasi yang turun. (Catatan : dalam usulan APBN Perubahan 2016 asumsi inflasi dirubah dari 4,7% menjadi 4%).

Optimisme dalam Gejolak, Sentimen, dan Spekulasi 

Berbicara perekonomian bukanlah sekedar memandang perubahan dalam siklus pendek atau "snapshoot" untuk mengambil konlusi dan kesimpulan. Tetapi tidak dapat dihindarkan, demi mendapatkan "gain", sentimen atau kondisi semu ("fake condition") dihembuskan agar timbul tindakan terutama dalam pasar uang (forex market) dan pasar modal. Kondisi ini kemudian dipengaruhi perilaku tidak rasional alias ikutan (herding atau band-wagon effect) para "pemain" yang ingin mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu singkat (spekulasi).

Untuk melakukan prediksi (prakiraan) atau proyeksi pertumbuhan perekonomian, sekali lagi sangat perlu memperhatikan trend atau kecenderungan dalam rentang waktu panjang; bukan sekedar perubahan harian atau mingguan. Memperhatikan gejolak atau perubahan nilai tukar nominal dan indeks REER yang cenderung stabil; memberikan signal atau indikasi positif untuk mempertahankan target pertumbuhan 2016 pada angka 5,3% dan selanjutnya pada 2017 dengan target dalam rentang 5,3%-5,9%. Kajian sederhana dalam artikel ini sangat mendukung prediksi tersebut !

Arnold Mamesah - Laskar Initiatives

22 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun