Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Nonsense Tanpa Utang Eksternal dan Kredit Investasi

19 Mei 2016   13:58 Diperbarui: 20 Mei 2016   09:26 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prepared by Arnold M
Prepared by Arnold M
Sumber Informasi : Bank Indonesia SULNI dan SEKI

Dari Peraga-2, pertumbuhan naik sejak Triwulan-3 2015 dengan dorongan pertumbuhan utang Pemerintah (publik - garis putus merah) sementara utang swasta (garis coklat) dan pertumbuhan kredit investasi (garis putus hijau) turun. Trend turun utang swasta mengindikasikan tidak ada investasi baru. Jika kemudian tidak terjadi perubahan pada pertumbuhan utang swasta (atau bahkan turun) dan kredit investasi tidak naik (seharusnya naik pesat) serta utang eksternal pemerintah tetap atau bahkan turun maka dapat dipastikan pertumbuhan akan tertekan atau turun.

Kredit Investasi dan Indikasi Ancaman Resiko Perbankan

Gambaran pangsa dan pertumbuhan kredit investasi perbankan diberikan pada Peraga-3 dan Peraga-4.

Peraga-3 : Pangsa Kredit Investasi Perbankan

Prepared by Arnold M
Prepared by Arnold M
Peraga-4 : Pertumbuhan Kredit Investasi Perbankan

Sumber Informasi : Bank Indonesia - SEKI

Dari Peraga-3, pangsa terbesar Kredit Investasi dari Perbankan swasta, dilanjutkan dengan Bank Persero (BUMN), dan Bank Asing & Campuran. 

Memperhatikan pangsa, pertumbuhan kredit investasi perbankan hingga Triwulan-1 2016 (dengan pembobotan berdasarkan pangsa) pada besaran 12,3% dengan trend turun. Kondisi penurunan juga terjadi pada Bank Persero dan Bank Swasta; sementara Bank Daerah (BPD) mengalami pertumbuhan negatif.

Cukup menarik untuk mengkaji peningkatan pertumbuhan pada Bank Persero sejak Triwulan-2 2015, tetapi pada sisi lain mencatat peningkatan NPL. Hal yang mirip terjadi pada perbankan swasta yang mengalami kenaikan NPL tetapi pertumbuhan kredit turun. Secara khusus pada bank daerah, kondisi pertumbuhan negatif perlu mendapatkan perhatian, khususnya pada pengelolaan resiko. (selanjutnya tidak dibahas dalam artikel ini). Mencermati pertumbuhan kredit dan kondisi NPL, tercium aroma tidak sedap; sehingga percuma mendorong atau memaksa perbankan agar menurunkan suku bunga kredit tanpa "root cause" dalam perbankan diselesaikan. 

Paham akan faktor pertumbuhan yang erat berkaitan dengan Utang Eksternal dan ekspansi kredit investasi seperti pada penjelasan Peraga-2,  adalah "upaya menjala langit atau menggantang asap" alias Nonsense berharap akan pertumbuhan yang berkelanjutan pada masa mendatang tanpa investasi dengan dukungan utang eksternal dan ekspansi kredit ! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun