Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Panorama Pelangi di Tengah Krisis Ekonomi Global

25 April 2016   21:54 Diperbarui: 26 April 2016   08:41 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carmen Reinhart dalam artikel : The Post-Crisis Economy’s Long Debt Hangover menyarankan penyelesaian utang yang menyebabkan masalah Balance Sheet. Sementara Kenneth Rogoff (bersama dengan Carment Reinhart menulis buku : This Time Is Different : Eight Centuries of Financial Folly), dalam artikel : The Fear Factor in Global Markets, menunjuk pada Reformasi Struktural (Structural Reform); kebijakan ini umumnya akan mendapatkan hambatan secara politik. Reformasi Struktural, khususnya pada masalah perpajakan, telah menjadi resep Bank Dunia seperti digaungkan Sri Mulyani Indrawati (lihat artikel : Dirty Money and Development)

Paul Krugman memberikan resep masalah utang dengan cara memberikan tambahan utang agar "debtor countries" dapat membangun kemampuan untuk meningkatkan GDP dan dapat menyelesaikan tekanan utang yang dialami (Lihat artikel : Utang Bukan Beban Tetapi Investasi Harus!).

Tiada resep mujarab yang menjamin langkah pemulihan dalam menghadapi krisis berkepajangan. Bermula dari Krisis Keuangan yang berlanjut dengan Deflasi Komoditas dan Currency Wars hingga dapat timbul Great Deflation Crisis.

Panorama Pelangi Dalam Gejolak

Dalam gejolak global yang masih berlanjut, fenomena menarik terjadi pada perekonomian Chili, Columbia, Mexico (kawasan Latin America), Indonesia, Phillipine, dan Thailand (kawasan Asia Tenggara), dan Turkey. Untuk perbandingan, peraga-peraga berikut memberikan gambaran kondisi perekonomiannya.

Peraga-1 : Pertumbuhan PDB (GDP)

Pertumbuhan PDB tertinggi dicapai Philipine disusul Indonesia.

Peraga-2 : Rasio Utang Terhadap PDB


Rasio utang terhadap PDB tertinggi Mexico dan terendah Chile dan Indonesia.

Peraga-3 : Indeks Nilai Tukar Efektif (Real Effective Exchange Rate Index)

Dari grafik, indeks nilai tukar Columbia turun, Phillipine sempat naik tetapi pada Januari - Februari 2016 sempat turun; sedangkan trend indeks Indonesia sejak November 2015 terus naik.

Dari Peraga-1, Peraga-2, dan Peraga-3 dapat dilihat trend pertumbuhan, beban utang, dan pergerakan indeks. Nilai tukar merupakan indikator yang berfluktuasi, menggambarkan kondisi perdagangan dan aliran dana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun