Carmen Reinhart dalam artikel : The Post-Crisis Economy’s Long Debt Hangover menyarankan penyelesaian utang yang menyebabkan masalah Balance Sheet. Sementara Kenneth Rogoff (bersama dengan Carment Reinhart menulis buku : This Time Is Different : Eight Centuries of Financial Folly), dalam artikel : The Fear Factor in Global Markets, menunjuk pada Reformasi Struktural (Structural Reform); kebijakan ini umumnya akan mendapatkan hambatan secara politik. Reformasi Struktural, khususnya pada masalah perpajakan, telah menjadi resep Bank Dunia seperti digaungkan Sri Mulyani Indrawati (lihat artikel : Dirty Money and Development)
Paul Krugman memberikan resep masalah utang dengan cara memberikan tambahan utang agar "debtor countries" dapat membangun kemampuan untuk meningkatkan GDP dan dapat menyelesaikan tekanan utang yang dialami (Lihat artikel : Utang Bukan Beban Tetapi Investasi Harus!).
Tiada resep mujarab yang menjamin langkah pemulihan dalam menghadapi krisis berkepajangan. Bermula dari Krisis Keuangan yang berlanjut dengan Deflasi Komoditas dan Currency Wars hingga dapat timbul Great Deflation Crisis.
Panorama Pelangi Dalam Gejolak
Dalam gejolak global yang masih berlanjut, fenomena menarik terjadi pada perekonomian Chili, Columbia, Mexico (kawasan Latin America), Indonesia, Phillipine, dan Thailand (kawasan Asia Tenggara), dan Turkey. Untuk perbandingan, peraga-peraga berikut memberikan gambaran kondisi perekonomiannya.
Peraga-1 : Pertumbuhan PDB (GDP)
Peraga-2 : Rasio Utang Terhadap PDB
Rasio utang terhadap PDB tertinggi Mexico dan terendah Chile dan Indonesia.
Peraga-3 : Indeks Nilai Tukar Efektif (Real Effective Exchange Rate Index)
Dari Peraga-1, Peraga-2, dan Peraga-3 dapat dilihat trend pertumbuhan, beban utang, dan pergerakan indeks. Nilai tukar merupakan indikator yang berfluktuasi, menggambarkan kondisi perdagangan dan aliran dana.