Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Volatility, Vulnerability, dan Viability Perekonomian Indonesia

11 Januari 2016   19:02 Diperbarui: 12 Januari 2016   10:56 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan demikian kondisi gejolak (volatilitas) dan kerentanan (vulnerabilitas) pada area seperti dijelaskan di atas, tidak banyak pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia sejauh konsumsi dan belanja pemerintah serta kegiatan investasi terus ditingkatkan secara berkelanjutan.

Model Stimulus dan Supply Side Perekonomian

Kebijakan stimulus (tanpa pengetatan anggaran) dan paket stimulus perekonomian untuk peningkatan investasi modal asing merupakan pilihan yang tepat. Tetapi perlu didorong agar minat investasi pihak swasta (lokal) meningkat melalui dorongan atau stimulasi moneter dengan kebijakan Easy Money Policy dan suku bunga rendah serta ekspansi kredit investasi perbankan.

Dalam perspektif jangka panjang, kegiatan investasi harus difokuskan dalam pengembangan infrastruktur yang memfasilitasi dan mendukung pengembangan sektor industri serta peningkatan produksi yang berdampak perluasan lapangan kerja. Pengembangan infrastruktur diupayakan dengan mengutamakan keterlibatan serta partisipasi swasta melalui strategi kemitraan jangka panjang (skema Public Private Partnership).

Perlu terobosan melalui pemberdayaan pemerintah daerah tingkat-1 dan tingkat-2 dengan skema pendanaan (pemerintah pusat memberikan pinjaman kepada pemerintah daerah tingkat-1 dan tingkat-2). Sehingga pemerintah daerah dapat berinisiatif mengembangkan infrastruktur pada wilayah masing-masing. Jika secara agregasi membutuhkan dana dalam jumlah besar, pemerintah pusat yang berinisiatif menggalang dana melalui penerbitan utang dengan skema bilateral atau multilateral.

Dalam kondisi global bergejolak dan rentan, perekonomian dalam negeri harus terus didorong agar pembangunan, khususnya infrastruktur dalam arti luas, berkembang pesat. Sektor industri terus berproduksi tanpa harus cemas akan pertumbuhan permintaan (demand).  Strategi pertumbuhan perekonomian demikian didasarkan pada pemahaman akan Perekonomian Supply Side; dengan landasan bahwa persediaan akan menciptakan permintaan (Say's Law).

Hanya tatanan dan strategi demikian yang menjamin kelanggengan (viabilitas) pertumbuhan perekonomian Indonesia.

 

Arnold Mamesah - Laskar Initiatives

Awal Pekan Kedua Januari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun