Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community merupakan kesepakatan bersama para anggota ASEAN yang diberlakukan mulai 1 Januari 2016. Terhadap GDP Global, GDP Asean besarnya 4% dan jauh lebih kecil daripada total GDP TPP (dengan tambahan 6 anggota baru). Empat anggota Asean yang sudah menjadi anggota TPP antara lain Malaysia, Singapore, Vietnam, dan Brunei. Hal yang wajar jika kemudian Thailand dan Phillipina ingin juga bergabung. Bagi 6(enam) negara tersebut, pertimbangan memanfaatkan pasar yang lebih besar akan merupakan tantangan menarik. Pertimbangan demikian dapat menjadi alasan Indonesia bergabung ke dalam TPP; sementara MEA tetap dilaksanakan atas kesepakatan bersama Asean.
Apakah poros China, dengan keberadaan AIIB (Asian Infrastruktur Investment Bank) tidak menarik ? Sebagai pertimbangan, dalam neraca perdagangan dengan China Indonesia mengalami defisit yang hingga Triwulan-3 2015 besarnya USD 11,5 miliar. Sementara investasi China hingga Triwulan-3 2015 jumlahnya kurang dari USD 500 juta (di bawah Singapore, Jepang, Belanda).
Perlu diperhatikan pembelajaran dampak pertumbuhan ekonomi negara-negara di Afrika dan Amerika Latin penerima investasi China (Grafik-2).
Dari grafik-2 didapatkan pemahaman bahwa negara-negara penerima (benefiting countries) investasi China (Overseas Direct Investment), pertumbuhan ekonominya (dalam ukuran GDP : Gross Domestic Product) masa 2012-2015 turun (Brazil, South Africa, Venezuela), atau datar (Angola, Nigeria). Kesimpulan sederhan adalah bahwa investasi China tidak berimplikasi positif pada pertumbuhan ekonomi negara penerima.
Jika dihadapkan pada pilihan Tripolar, berintegrasi dalam Euro bukan pilihan dengan pertimbangan jarak; pilihan pada poros China berarti tidak belajar dari pengalaman seperti Brazil atau South Africa; sehingga TPP bagi Indonesia merupakan pilihan yang masuk akal (plausible).
Â
Arnold Mamesah - Laskar InitiativesAIIB
Jelang akhir pekan keempat November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H