Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Bayar Utang Bikin Resesi

10 Juli 2015   06:34 Diperbarui: 10 Juli 2015   06:34 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilihat dari GDP, pemerintah porsi pemerintah kurang dari 10% dan sisanya merupakan kontribusi swasta serta masyarakat. Sehingga wajar jika pemerintah berupaya mendorong peran aktif swasta dan masyarakat untuk bersinergi bersama pemerintah mentransformasi perekonomian khusus dari kondisi resesi berbalik arah menuju pemulihan.

Saran bagi masyarakat, agar untuk sementara tidak memaksakan diri untuk menabung tetapi tetap berkonsumsi secara wajar.

Sementara bagi swasta dan korporasi, tidak melakukan pengetatan dan terburu-buru bahkan memaksakan pembayaran utang; upayakan penundaan melalui negosiasi serta tetap berutang terutama untuk investasi.

Bagi pemerintah, sangat tepat kebijakan untuk tidak mengetatkan anggaran. Upaya mendorong serta mengutamakan swasta tidak hanya dengan cara persuasi tetapi juga memastikan “fair playing field”.

Beberapa penjelasan di atas yang terasa janggal. Tetapi sesungguhnya demikianlah penyelesaian masalah perekonomian yang tidak dapat dilihat pada rentang waktu singkat tapi selayaknya memperhatikan untuk masa yang panjang. Perlu mempelajari (learn) dan mengaplikasikan penyelesaian permasalahan dengan memanfaatkan data secara komprehensif berpijak pada prinsip ekonomi, membuang perilaku menyesatkan dari masa lalu (unlearn), namun berkenan memanfaatkan pengajaran dari masa lalu yang ternyata tetap relevan (relearn).

Mengutip kata-kata Alvin Toffler : The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn”.

 

 

Jelang akhir pekan kedua Juli 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun