Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama Artikel Utama

Asa dalam Siklus Perekonomian

23 Juni 2015   09:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Jika dicermati trend penurunan pertumbuhan selaras dengan turunnya pertumbuhan Investasi Langsung (FDI : Foreign Direct Investment) dan pertumbuhan utang pemerintah (GoI : Government of Indonesia debt). Pada masa yang sama, khususnya 2011 hingga triwulan kedua 2012,  pertumbuhan utang swasta (private debt) meningkat tetapi tidak mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kesimpulan sederhana yang dapat diambil adalah peningkatan investasi langsung sangat diperlukan dan upaya utang pemerintah perlu didukung untuk menjadi pendorong pertumbuhan. Sedangkan pengelolaan dan pemanfaatan utang swasta memerlukan perhatian dan diutamakan pada sektor produktif yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. (Tentang utang swasta, lihat artikel :  Solusi Krisis dan Fenomena Overdosis Utang).

 

Faktor Kurs Tukar

Dua chart di bawah ini menggambarkan faktor yang berkaitan dengan valuta asing, masing-masing Transaksi Berjalan (Current Account), termasuk Neraca Ekspor – Impor (Trade Balance), Transaksi Keuangan yang mencakup Investasi Asing Langsung (FDI : Foreign Direct Investment) dan Investasi Portofolio (FPI : Foreign Portfolio Investment), serta chart yang memberikan gambaran fluktuasi kurs tukar USD (Dolar Amerika) dan IDR (Rupiah), BI Rate dan Inflasi.

 

Catatan. Defisit Neraca Berjalan, Surplus Perdagangan, FDI, FPI dalam miliar USD.

Dari dua chart di atas dapat disimpulkan:

1. Dalam tiga triwulan terakhir, menunjukkan kondisi neraca berjalan dan aliran modal membaik. Defisit Transaksi Berjalan berkurang dan terjadi surplus pada Neraca Perdagangan yang kecenderungannya (trend) meningkat. Pada transaksi keuangan, menunjukkan arus modal yang masuk stabil; aliran dana investasi langsung trend-nya turun tetapi pada investasi portofolio terjadi peningkatan. Jika kondisi ini dapat dipertahankan atau bahkan jauh lebih baik maka tekanan pada kurs tukar USD akan semakin berkurang dan menjadi reda.

2. Pergerakan kurs tukar masih menunjukkan trend naik tetapi trend inflasi bulanan dan inflasi tahunan cenderung turun dengan kondisi BI Rate pada 7,75% dan turun menjadi 7,5%. (Lihat artikel : Terobosan Suku Bunga Sebagai Antisipasi Krisis ) 

 

Proyeksi Inflasi, Kurs Tukar dan Pertumbuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun