Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sirkuit Kemelut Perekonomian

15 Juni 2015   23:46 Diperbarui: 19 Oktober 2015   14:04 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Kendali penuh tanpa ragu.

Kondisi yang dihadapi perlu dikomunikasikan dan penanganan permasalahan dilakukan dengan konsisten yang bersangkutan dengan hal-hal berikut.

1. Defisit anggaran bukan hal yang bermakna negatif asalkan selalu diupayakan optimalisasi dan intensifikasi penerimaan; juga penggunaan anggaran, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, secara cermat.

2. Beban utang memang memberikan tekanan akibat beban untuk memenuhi kewajiban. Tetapi harus dipahami, bahwa utang diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan sektor produksi bukan untuk konsumsi atau bahkan spekulasi.

3. Defisit Transaksi Berjalan (Current Account) yang terjadi saat Neraca Perdagangan menunjukkan surplus, adalah akibat beban pembayaran hasil investasi (langsung atau portofolio).

4. Depresiasi mata uang terjadi akibat defisit transaksi berjalan dan beban untuk pemenuhan kewajiban utang. Pada sisi lain, nilai ekspor yang menurun mengindikasikan kalah dalam persaingan atau tidak ada produk unggulan. Tidak selayaknya depresiasi nilai tukar penyebabnya pada faktor luar.

Dalam pernyataannya, Menteri Keuangan sebagai pengawal fiskal, berupaya mendorong belanja pemerintah, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, sebagai stimulus ekonomi. Bahkan dalam kondisi penerimaan tidak mencapai target, dana pembangunan akan diupayakan melalui skema utang bilateral atau multilateral. Kebijakan untuk siap berutang demi pembangunan infrastruktur ini patut didukung karena penundaan akan menyebabkan penurunan kemampuan produksi juga mengurangi minat investasi dari luar datang.

Bank Indonesia sepatutnya mendukung upaya pemerintah melalui kebijakan yang mendorong pendanaan perbankan melalui kredit usaha. Pengendalian inflasi memang perlu dilakukan. Akan tetapi terlalu bersikap hati-hati dalam kebijakan suku bunga acuan, berdampak pada tingginya suku bunga kredit dan menyusutkan pertumbuhan sektor produksi. Perlu dipertimbangkan bahwa ongkos pemulihan sektor produksi lebih besar daripada dampak inflasi.

Sebagaimana kisah Sirkuit Kemelut, penyelesaiannya dilakukan di luar sirkuit atau dengan cara yang tidak sepertibiasanya dan butuh keberanian untuk melakukan terobosan yang disebut sebagai “Out of the Box”.

 

Sumber informasi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun