Harga komoditas termasuk migas di pasar dunia yang mengalami penurunan ditengah tekanan pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami tekanan; seakan terpaan angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.
Sementara itu, terjadi kealpaan pada masa lalu untuk mengembangkan infrastruktur yang mencakup infrastruktur dasar dan fisik termasuk tenaga listrik, transportasi, air, sanitasi, dan irigasi. Juga, tidak terwujud pengembangan industri yang terstruktur, terencana, dan tertata berdasarkan “pohon industri” yang terintegrasi untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam. Khususnya sektor pangan, pengembangan dan pemantapan yang mencakup agrikultur, perikanan dan akuakultur yang selayaknya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, malah membutuhkan impor karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Energi yang diperlukan untuk menggerakan industri terutama listrik, ternyata sarat ketergantungannya pada energi fosil sementara energi baru dan terbarukan seakan terlupakan.
Pada aspek sosial, infrastruktur pendidikan dan kesehatan serta sarana pengembangan budaya serta kreativitas, pengembangannya terbatas yang berdampak pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan serta kreatifitas. Demikian juga pada infrastruktur ekonomi dengan kecenderungan pementingan pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan, pengembangan pelaku usaha pada korporasi tanpa mendorong pertumbuhan ekonomi skala kecil dan menengah dan ekspansi kredit yang tidak mengutamakan sektor produktif dan cenderung ke arah konsumtif, berdampak kerentanan dalam menghadapi tekanan.
Apapun kondisinya bahtera harus tetap berlayar
Kiat Kemelut
Paham dengan kondisi yang ada dan ancaman ombak tinggi dan terpaan angin bukanlah hal yang menghalangi perjalanan bahterah dan harus diantisipasi. Beberapa kiat dalam menghadapi kemelut antara lain :
1. Kenali dan kuasai kondisi yang dihadapi, jangan diabaikan atau disepelekan.
2. Komunikasikan secara jujur tanpa menyalahkan masa lalu.
3. Koneksi dan koordinasi dalam satu komando; dalam kondisi mendesak keputusan harus diambil dengan segala resiko yang mungkin timbul.
4. Keberlanjutan dan kontinuitas perjalanan bahtera harus diutamakan bukan pada kepentingan sesaat atau bahkan jangka pendek.