Nalarnya sederhana. Untuk terus melangkah dan berikhtiar serta berpengharapan, dibutuhkan ketegasan dalam kebijakan subsidi BBM. Akhiri subsidi dan berikan substitusi.
Substitusi Yang Lahirkan Pengharapan
Transportasi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat merupakan pemangsa BBM yang rakus. Namun, kenaikan harga BBM tidak serta merta akan mengurangi konsumsi masyarakat. Perlu substitusi dan upaya yang berkelanjutan mengubah perilaku masyarakat dalam bertransportasi. Upaya tersebut dilakukan dengan pengembangan dan peningkatan fasilitas transportasi agar menjadi pilihan utama untuk dapat datang ke dan kembali dari tempat bekerja.
Dalam mendukung upaya tersebut, diusulkan sistem “Trimitra Transportasi Masyarakat” yang layak dan langgeng untuk diimplementasikan sehingga dapat menurunkan konsumsi BBM.
Penjelasan sistem “Trimitra Transportasi Masyarakat” adalah sebagai berikut.
1. Dalam sistem ini, terdapat 3(tiga) mitra mitra yaitu pengguna, penyedia, dan pengoperasi layanan transportasi,yang masing-masing disediakan kartu beserta identitas.
2.Bagi pengguna layanan, disediakan Kartu Transportasi Masyarakat (KTM) yang mirip kartu prabayar pada telekomunikasi seluler. Simpanan atau saldo yang tersedia pada kartu diberikan dalam bentuk “picis” (mirip dengan “token”) yang berkurang jumlahnya saat digunakan menikmati layanan transportasi. Pembebanan dilakukan dengan cara “tapping” kartu pada alat yang disediakan.
3.Bagi pemilik dan penyedia alat transportasi diberikan Kartu Transportasi Pemilik (KTP). Pemilik alat transportasi akan diberikan insentif dalam bentuk rabat pajak kendaraan, rabat bunga untuk pengadaan kendaraan, serta fasilitas tukar kendaraan lama dengan baru agar dapat memenuhi tingkat layanan masyarakat.
4.Bagi operator atau pengendara diberikan Kartu Transportasi Operator (KTO). Setiap operator diberikan penghasilan tetap dan insentif berdasarkan produktivitas layanan. Produktivitas akan dihitung dari jumlah trip (rit) dan penumpang yang dilayani dan juga dari penggunaan BBM. Khusus penggunaan BBM, pembeliannya dilakukan dengan mengurangi jumlah saldo pada KTO.
5.Bagi penikmat layanan transportasi yang memiliki penghasilan, penambahan saldo KTM dalam bentuk “picis” akan dikaitkan dengan tabungan dalam jumlah tertentu. Khusus warga masyarakat tanpa penghasilan, dan pelajar yang membutuhkan layanan transportasi, layak diberikan bantuan langsung berupa sejumlah tertentu “picis” untuk layanan transportasi. Bagi pemegang KTO dan KTP, sejumlah nilai tertentu ditetapkan sebagai tabungan. Seluruh tabungan KTM, KTP, KTO akan diendapkan selama 5(lima) tahun dan tentunya mendapatkan bunga tabungan. Pendekatan ini akan merupakan awal gerakan menabung untuk merubah perilaku masyarakat dari “spending” menjadi “saving” yang kemudian menjadi langkah bersama merajut masa depan yang berpengharapan.
Pelaksanaan sistem Trimitra Transportasi Masyarakat ini, yang tentunya membutuhkan dukungan perbankan dan sistem telekomunikasi yang andal, akan terasa manfaatnya saat diterapkan dikota yang sarat dengan penggunaan kendaraan bermotor. Sehingga perpindahan penggunaan kendaraan pribadi menjadi transportasi umum akan sangat berdampak pada penurunan konsumsi BBM.