"Baiklah!"
Pendekar itu pun pergi ke danau tersebut. Namun beberapa minggu kemudian dikabarkan bahwa pendekar itu telah mati dibunuh Lalat Taksasa.
Selama beberapa bulan puluhan pendekar dari berbagai negeri datang mengikuti sayembara tersebut namun tidak ada yang mampu melawannya. Semua mati.
Rajapun makin gelisah dan takut apabila Lalat raksasa murka dan mendatangi kerajaan Maleeo yang kedua kalinya serta mengobrak abrik seperti sebelumnya sebab sudah tidak ada lagi pendekar yang datang mengikuti sayembara yang diadakan oleh raja tersebut.
***
"Tuan, apakah masih diadakan sayembara?" tanya pendekar itu sambil merundukkan kepalanya di depan raja. Berbaju hitam dengan pedang biru di tangan kirinya.
Pendekar tersebut berasal dari negeri Baru, namanya Otar, memiliki badan besar dan tinggi. Selain itu, Ia memiliki kesaktian kebal tubuh seperti Lalat Raksasa.
"Seyembara sudah ditutup. Tapi kalau mau ikut silakan!" jawab raja dengan santai sambil mengayunkan tangannya.
Seyembara memang sudah berakhir namun raja Abia tidak mungkin menolak tawaran dari pendekar itu. Sebab raja ingin sekali menghabisi Lalat Raksasa sebelum Lalat datang lebih dulu membantai atas perlakuan raja terhadap Lalat selama ini.
Dua hari kemudian, raja Abia terkejut saat melihat pendekar Otar berlumuran darah dan membawa salah satu anggota tubuh Lalat.
[Bersambung]