Beberapa tulisan pun saya tayangkan tapi tidak masuk kategori pilihan namun saya tidak menyerah, saya mulai membaca artikel-artikel pilihan kompasioner.
Ditambahnya lagi, daerah yang sulit sinyal menulis tidaklah mudah dalam mencari referensi. Untunglah, ada beberapa buku yang saya miliki menjadi acuan (referensi) dalam menulis.
Selain itu, saya menayangkan artikel pun tidak mudah sebab sinyal tidak bersahabat harus berjuang dengan waktu dan kesehatan pun menjadi jaminan. Karena menayangkan artikel harus di tengah malam (lancar mengakses internet pada jam 00:00-03:00 WIT).
Dari hasil membaca artikel pilihan kompasioner dan akhirnya di artikel ke delapan tulisanku masuk kategori pilihan yaitu puisi dengan judul "Membunuhku Tanpa Menyentuh."
Dari situ, semangatku makin menambah tetapi belum mendapat "apresiasi dari kompasiana" sebab artikel yang saya tayangkan tidak mencapai 50 artikel di bulan agustus, juga komentar, dan views.Maklumlah, aku baru menulis dipertengahan bulan agustus.
Di bulan september saya berusaha menulis hingga ratusan artikel ditayangkan namun sayang tidak juga mendapat apresiasi. Padahal, 51 artikel masuk kategori pilihan.
Mungkin, komentar artikel atau views tidak mencapai, entahlah. Tetapi bagiku itu tidak masalah sebab manfaat yang saya dapatkan dari menulis antara lain; Memaksaku belajar lebih giat, menambah atau memperluas wawasan, dan lebih mudah dalam memproduksi artikel atau menulis.
Sehingga, saat ini, ketika tidak menulis atau menayangkan artikel dalam sehari pikiranku tidak tenang. Ibaratnya, seperti perut yang lapar ketika lapar perutku pasti bergejolak demikian juga dengan pikiranku bila tidak menulis dan menayangkan sebuah artikel dalam sehari.
Bailengit, 23 Oktober 2022
Arnol Goleo  [20:55 WIT]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H