Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membayangkan Pencalonan Ahok Gagal? Dikerjain oleh Lawan-lawan Politiknya

22 Februari 2016   21:50 Diperbarui: 22 Februari 2016   22:08 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membayangkan Pencalonan Ahok Gagal? Dikerjain oleh Lawan-lawan PolitiknyaFoto ilustrasi : news.liputan6.com

Saya mencoba menulis dengan pikiran sederhana saja tanpa bermaksud menjadi pendukung fanatik Ahok lalu membabi buta membela Ahok. Anggapan inilah untuk sementara waktu diabaikan dulu dan mencoba berpikir jika seandainya Ahok tidak bisa mengikuti pemilihan Gubernur dengan berbagai alasan untuk di jegal oleh lawan-lawan politiknya. Serta penjegalan itu berhasil?

Mari kita coba melihat dimana saja manuver celah-celah Ahok dapat di kerjai oleh mereka-mereka yang memang sejak awal tidak suka dengan Ahok.

Manuver asal jangan Ahok, gaung bersatunya sekelompok orang yang berencana bahwa yang terpenting Ahok harus di jegal dengan berbagai cara. Baik dengan cara halus dan santun seolah mendukung program Ahok padahal yang sebenarnya adalah menjerumuskan secara perlahan. Kita bisa melihat dari komentar-komentar terhadap Ahok sering di akhir komentar dibumbu-bumbui rasa tak suka dan lain sebagainya. Dengan cara seolah mendukung bahwa Ahok baik programnya, TAPI?... Untuk mereka yang agak frontal akan terang-terangan menyatakan bahwa program Ahok banyak yang gagal dan lain sebagainya.

Teknik manuver mengarah ke isu sara, tapi sebetulnya manuver ini sudah tak laku di jual kecuali orang-orang terdekat yang suka menggunakan metode ini. Lalu mimpi seolah benar-benar akan terjadi dan dikondisikan agar logika pembenaran bahwa isunya seolah benar adanya. Semua diputar balikan seakan mendekati kebenaran atas analisa kacang goreng yang selalu disebut-sebutkannya agar bisa mempengaruhi banyak pihak dan terprovokasi untuk segera mempercayai model-model cerita dongengnya.

Padahal untuk mereka yang tidak buta informasi dan selalu rajin mendengar dari media, tentunya isu ini sudah tidak mempan lagi. Dari sini bisa dilihat gaya politik kecerdasannya yang selalu meniupkan isu ini mudah terlihat. Pola pikir yang pendek gampang dipengaruhi lalu di sulut emosi sesaat seolah semua jelek kecuali omongan politisi atau orang yang dekat dengannya.

Manuver kasus sumber waras, seolah kasus ini seperti nya sudah diputuskan oleh pengadilan bahwa Ahok benar adanya dan terlibat korupsi dalam kasus sumber waras ini. Jadi semua opini seolah hendak digiring kesana dan semua perangkat hukum untuk mendukung pemeriksaan kasus ini. Jadi dengan penggiringan ini, yang menjadi target adalah agar Ahok segera ditetapkan jadi tersangka. Yakni dengan cara mulai membuat rencana menongkrongi KPK setiap 2 kali dalam satu bulan. Seolah KPK ditagih kerjaannya dan seolah KPK punya hutang untuk menjadikan tersangka seorang yang bernama Ahok.

Padahal sebenarnya kasus ini adalah hasil pemeriksaan BPK, taksiran NJOP tanah RS Sumber Waras saat itu ditemukan perbedaan dengan aktualnya atau harga pasarnya. Selisih ini dianggap sebagai adanya potensi korupsi oleh Ahok karena negara potensial dirugikan? Kita tahu bahwa sudah menjadi fakta jika setiap taksiran harga NJOP harga sebidang tanah akan sering berbeda dengan harga pasar atau harga actualnya? Potensial rugi bukan berarti riil kerugian, kalau dirasa rugi ya mending sekarang tanahnya dijual kembali saja. Maka sudah pasti akan untung karena kenaikan harga saat ini. Nah kalau untung, apakah Ahok lalu mendapatkan tanda jasa?

Manuver calon independen kemungkinan akan dijegal lewat verifikasi dukungan terhadap Ahok. Maka kita anggap saja relawan teman Ahok sudah mengumpulkan sejuta tanda tangan. Lalu akan diverifikasi oleh petugas dari KPU. Nah kalau KPU nya ada titipan atau bermain-main melalui teknik verifikasi KTP dengan fisik orang yang mendukungnya untuk di cross check bisa saja terjad. Caranya yaitu orang yang ada didaftar, dipanggil atau di datangi alamatnya oleh petugas verifikasi pada saat jam kerja atau tengah malam atau kapan saja jika orang tersebut lagi sibuk. Jika tak ada di tempat maka biksa saja sipetugas verifikasi menganggap fiktif dan lain sebagainya. Namanya juga politik? Apa saja bisa terjadi.

Manuver parpol besar untuk keroyokan head to head lawan Ahok. Dalam kenyatan metode ini sudah nampak jelas sekali, dimulai sejak awal saat Ahok menyatakan keluar dari partai politik. Maka serangan terhadap Ahok dengan berbagai cara terus dilakukan baik secara partai maupun secara perorangannya. Sehingga kadang sulit membedakan mana pribadi mana atas nama partai.

Manuver DPRD dugaan akan memboikot laporan Ahok, kondisi ketidak cocokan dengan DPRD sampai hari ini masih terus terjadi. Padahal sebenarnya kalau dilihat tidak semua anggota DPRD sepakat dengan kondisi yang demikian. Yakni terkesan mereka selalu mencari-cari kesalahan Ahok. Dibuat kesan bahwa walau Ahok tetap didukung rakyat maka kepemimpinan dia belum tentu sukses jika berhadapan dengan DPRD.

Tapi nyatanya Ahok tetap bekerja seperti biasanya membangun Jakarta sedemikian rupa sehingga rakyat bisa menikmati apa yang di kerjakan Ahok selama tahun-tahun belakangan ini. Pada tahap ini bisa terlihat sebetulnya yang gagal itu Ahok atau DPRD nya, tapi yang jelas rakyat sudah bisa menyaksikan apa saja yang menjadi prestasi DPRD dan juga prestasinya Ahok.
Terakhir manuver yang paling nyata saat ini adalah menggeser isu prostitusi kali jodoh yang akan di gusur oleh Ahok. Dalam penggusuran ini Ahok berkali-kali mengatakan bahwa dia mengembalikan tanah negara ke fungsinya semula yakni sebagai jalur hijau. Soal diatas tanah tersebut ada praktek prostitusinya itu adalah efek selama ini yang tinggal dan menguasai tanah negara ini lalu disewa-sewakan.

Akan tetapi sekelompok orang berusaha agar justru prostitusilah yang mau ditonjolkan. Caranya dengan membuat perbandingan mengapa tempat prostitusi lainnya tidak digusur kok Cuma kali jodoh saja. Dengan alasan ini maka mau dibenturkan bahwa Ahok harus menggusur tempat lainnya juga. Kalau memang Ahok berani jadi jangan Cuma kepada rakyat kecil yang secara gamblang terwakili di kalijodoh.

Bahkan tanpa malu mereka-mereka menanyakan mengapa Alexis tidak digusur?? Pendek kata semua niat baik Ahok terhadap rencana mengembalikan fungsi tanah di kali jodoh sebagai jalur hijau dianggap cuma akal-akalan Ahok saja. Padahal mereka lupa kriminalitas dan kemaksiatan banyak terjadi di tanah negara tersebut. Tapi nampaknya bagi mereka-mereka yang memang selama ini tak suka dengan Ahok, masalah itu bukanlah masalah utama padahal kebenaran sebetulnya ada disitu.

Dari beberapa pengkondisian untuk menjegal Ahok ini, saya mencoba melihat sampai pada titik dimana jika benar-benar Ahok sukses untuk di jegal sebagai calon Gubernur DKI. Maka baru kali inilah bagaimana seorang calon Gubernur di keroyok beramai-ramai oleh para politisi yang memang sudah awal tak suka dengannya dan mereka sukses melakukan manuver-manuver menggagalkan pencalonan Ahok. Lalu jika benar Ahok gagal maka dengan bangganya mereka telah berhasil menjungkalkan Ahok. Itulah permainan politik yang menampakan keasliannya. Tak lagi mengutamakan etika dan kesantunan, tetapi lebih mengutamakan keinginan pribadi yang bermotifkan keserakahan dalam merebut kekuasaan.

Jika ini dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Maka jangan heran kedepan kita akan menghadapai berbagai para pelaku kriminal politik akan bergentayangan merebut kekuasaan dari tangan rakyat. Baik secara benar maupun secara tidak benar. Cara tidak benar akan semakin dominan, dan lama kelamaan yang berlaku adalah hukum rimba dalam dunia politik.

Kalau ini dibiarkan terus menerus dan terjadi dalam beberapa tahun mendatang, maka bukan tidak mungkin akan mengarah ke disintegrasi didalam dunia perpolitikan kita. Dimana bangsa ini pada akhirnya akan mengarah kepada perpecahan. Dan bangsa ini akan kembali menjadi jajahan kembali oleh sekolompok orang yang bernamakan politisi a moral.

Akibatnya jika Ahok gagal mencalonkan, bukan tidak mungkin perebutan kursi Gubernur bukan lagi mencari kualitas calon seorang gubernur. Tetapi lebih banyak, bagaimana kekuatan politik parpol memaksakan kehendak agar calonnya jadi dan berhasil menjadi pemimpin Jakarta. Soal calon nya berlatar belakang preman/koruptor/mantan nara;pidana dsb itu urusan belakang. Yang penting jadi dulu gubernur.

Pihak-pihak yang akan bertepuk tangan adalah mereka-mereka yang selama ini paling getol mengkritik kepemimpinan Ahok dengan berbagai argumentasi pembenaran diri gaya politisi seolah paling hebat dari semuanya. Lalu menganggap kalau sudah menguasai perpolitikan maka seolah menganggap bisa mengatur segalanya termasuk jabatan gubernur.
DPRD yang merasa terganggu selama ini mungkin saja juga akan merasakan bersuka citanya jika seorang Ahok bisa di gagalkan pencalonannya karena dialah selama ini yang menjadi biang kerok dalam pembuatan anggaran APBD yang tak sesuai dengan keinginan mereka.

Sebagian rakyat yang selama ini selalu kena penertiban juga akan bersukaria, karena tidak lagi was-was akan berhadapan dengan ketegasan Ahok dalam menertibkan mereka. Mereka akan kembali berjualan di trotoar sesukanya yang terpenting setoran terhadap preman trotoar berjalan lancar.

PNS DKI yang kena skorsing selama ini juga akan bersuka cita karena mensyukuri bahwa musuh mereka telah mampus telah gagal untuk dicalonkan kembali menjadi Gubernur.

Koruptor berupa rekanan di dinas dki juga akan kembali bergentayangan melobby proyek-proyek pemerintah. Tentunya akan kembali lagi komisi-komisi proyek akan berhamburan menyebar kemana-mana. Karena orang yang ditakuti selama ini sudah bakalan gagal.

Anggota Partai politik yang selalu menggaungkan isu sara juga akan bertebuk tangan bahagia karena telah berhasil melengserkan seorang calon gubernur dengan berbagai cara . Apapun caranya asalkan sukses.

Anggota partai politik yang menganggap Ahok penghianat juga akan pestapora karena sang penghianat selama ini akhirnya gagal juga untuk dicalonkan menjadi gubernur.

Jakarta akan kembali ke periode rutinitas menghabiskan APBD dengan pembangunan yang minim. Kembali ke sistem lama semua dilakukan sesuai birokrasi yang ada, kalau bisa lambat kenapa harus dipercepat agar terlihat seolah telah bekerja keras.

Gubernur DKI cuma enak bicara saja tak perlu bekerja keras tinggal perintah dengan gaya feodal tempo dulu. Dihormati orang sekitarnya walaupun prestasi kerja nol.

Gubernur baru akan mengembalikan modal selama pencalonan dengan merangkul semua pihak agar dicari win-win solution agar semua sama-sama enak.

Pedagang kaki lima yang tak beraturan akan kembali kesemula, kembali ke jalan ramai bisa berjualan bebas asal setoran siluman lancar semua bisa diatur.

Konsep mengatasi banjir akan dibiarkan begitu saja, ada banjir yang paling Cuma ditinjau bagi nasi bungkus indomie. Setelah banjir bahan bantuan habislah, kembali kerutinitas semula.

Program Busway akan terbengkalai karena tidak ada lagi yang teriak-teriak untuk memonitor semua diserahkan ke dinas masing-masing.

Program sampah akan tercecer, tim-tim honor kerja kebersihan akan ditiadakan karena dianggap menghabiskan uang pemda. Maka program ini akan dihapus dikembalikan ke swasta yang masih ada hubungan KKN dengan proyek-proyek di pemda.

Program lurah dan camat promosi akan terkendala akan distop karena, karir seseorang dikembalikan ke lamanya jam terbang dia berkarir jadi bukan kepada keahliannya atau ke profesionalnya.

Program pembersihan tempat2 kumuh di jakarta akan terlantar juga akan di stop dan akan dikembalikan ke swasta untuk dijadikan proyek baru.

Program kebersihan di terminal-terminal agar layak di jkt akan stop karena terminal akan diserahkan kepada urusan kepala terminalnya masih-masing. Kepala terminal diangkat tergantung dari lobby-lobby.

Program kota tua akan gagal karena distop karena dianggap tidak menghasilkan apa-apa, menghabiskan uang hanya untuk merawak gedung tua.

Secara keseluruhan mungkin program membangun jakarta akan terhenti, kecuali pembangunan yang cuma menghabiskan dana APBD untuk kegiatan yang tidak jelas juntrungnya. Nah yang begini-begini akan dilanjutkan kembali misalkan program pembelian UPS akan di usulkan kembali. He he he dari semua kekhawatiran ini semoga saja tidak terjadi.

Salam nusantara.

*) Foto ilustrasi : news.liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun