Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah Mengaku Aktivis, Berkuasa, Lalu Negara Ini Seperti Milik Nenek Moyangnya?

11 Februari 2016   00:02 Diperbarui: 11 Februari 2016   11:47 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu setelah itu dimulailah kebebasan politik, teriakan reformasi ada dimana-mana, mahasiswa kembali ke kampus masing-masing kembali belajar. Beberapa aktivis mulai dilirik bahkan ikut terlibat mendirikan partai politik. Untuk yang nasib baik di politik maka mereka eksis sampai sekarang. Untuk nasib yang kurang baik, bahkan untuk jadi DPR saja mereka gagal tapi bukan berarti lalu dalam dunia politik terus tamat?

Tapi dari semua kejadian ini, di saat itu ada ribuan mereka-mereka yang terlibat menjadi aktivis saat berjuang menurunkan orde baru. Mereka-mereka ini pada umumnya kebanyakan meniti menjadi profesional di bidangnya masing-masing. Serta dari mereka juga kita tak pernah mendengar kata atau meminta pengakuan bahwa mereka lah aktivis yang harus dihormati atau diperlakukan istimewa.

Jadi kalau mendengar ada mengaku mantan aktivis berteriak paling kencang membela rakyat kesana kemari dengan mulut bagai seorang yang  tidak berpendidikan. Dan katanya pandai berdiplomasi tapi ternyata cuma ngeles ke sana ke mari. Ngakunya pendidikan sudah s s s sekian dan sebagainya, lalu menulis sembunyi-sembunyi seolah menyamar minta diakui bahwa temannya adalah sorang aktivis. Kalau memang ini benar adanyanya sungguh sangat miris rasanya.

Apalagi kalau melihat kelakuan saat mendapat tekanan politik oleh media, langsung bereaksi seolah mau menunjukkan kalau dulu bahwa dirinya adalah seorang aktivis. Maka seolah juga mau mengatakan bahwa jasanya terhadap republik ini juga harus dihargai??? Adeuh-adeuh.. memang luar biasa seolah kita-kita di republik ini tak ada peranan sama sekali kecuali dirinya?

Padahal kalau sportif ditantangain atau di tanyakan apa keahlian profesionalnya??? Saya yakin tak akan pernah ada ditemukan bahwa keahlian yang sesungguhnya sebenarnya seperti apa? kecuali cuma jago bicara dengan menguasai berbagai paham trik debat kusirnya.

Apakah anda bagian dari itu,...amit-amit jangan deh.

Malu ah, bagi kami yang merasakan langsung pahit getirnya 1998, betapa perinya merasakan semprotan gas air mata,..di gebuk dengan rotan,..lari terbirit-birit tak menentu arah..

Salam nusantara...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun