Â
A. Fakta Empiris yang Terjadi
Di Indonesia ada banyak macam penyakit kulit, salah satu diantaranya adalah gatal-gatal. Rasa gatal adalah perasaan tidak menyenangkan yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Gatal-gatal merupakan gejala yang paling umum ditemukan pada penyakit kulit, yang dapat bersifat ringan hingga tidak dapat ditoleransi.
Berdasarkan data dari CNN Indonesia, sebanyak 42,7% orang Indonesia mengalami penyakit kulit berupa gatal-gatal. Jadi, penyakit gatal-gatal merupakan salah satu penyakit kulit dengan jumlah terbanyak di Indonesia. Seperti halnya di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, puluhan warga mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh setelah mandi di aliran Sungai Pematang Sel Baru.
Apabila tidak segera mendapat penanganan yang tepat, gatal-gatal pada kulit akan semakin parah dan dapat menjadi permasalahan yang lebih serius. Terlebih lagi kebanyakan penderita penyakit kulit ada pada daerah-daerah terpencil maupun daerah padat penduduk dengan ekonomi rendah. Sehingga untuk akses layanan kesehatan terhalang oleh akomodasi dan biaya.
Masalah penyakit kulit akan sangat mengganggu apabila tidak segera terselesaikan. Akibatnya ketika menjalankan aktivitas menjadi tidak optimal. Pada saat ini, masih banyak masyarakat yang kurang peduli dalam menjaga kesehatan kulit, bahkan tidak sedikit juga yang masih kurang memperhatikan permasalahan ini.
B. Beberapa Kemungkinan Penyebab Penyakit GatalÂ
Kemungkinan penyebab dari masalah gatal-gatal terdapat beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah bakteri S. aureus. karena kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Misalnya, tidak menjaga kebersihan rumah. Rumah yang kotor dan lembab menyebabkan kita lebih beresiko mengalami penyakit kulit. Sebab, rumah yang tidak memiliki kelembapan tinggi terutama di bagian kamar, dapur, dan kamar mandi akan menjadi tempat perkembangbiakan ideal bagi mikroorganisme penyebab penyakit kulit.
Selain itu, kebiasaan tidak mencuci tangan setelah selesai beraktivitas juga merupakan penyebab dari penyakit gatal pada kulit. Ketika seseorang tidak mencuci tangan setelah selesai beraktivitas, maka kotoran dan mikroorganisme yang menempel di tangan akan menyebar ke bagian tubuh lain.
Faktor selanjutnya adalah mandi dengan tidak menggunakan air yang bersih. Mandi dengan air yang tidak bersih mengakibatkan tubuh akan menjadi tempat perkembangbiakan mikroorganisme penyebab penyakit gatal pada kulit. Contoh kasus yang telah kita bahas pada fakta empiris yaitu berlokasi di Sumatera Utara, puluhan warga mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh setelah mandi di aliran Sungai Pematang Sel Baru. Hal ini dikarenakan air yang digunakan untuk mandi tersebut tidak bersih, sehingga menyebabkan gatal-gatal pada kulit.
C. Upaya yang Biasanya Dilakukan Oleh Masyarakat
Upaya yang biasanya dilakukan masyarakat dalam menangani penyakit gatal-gatal pada kulit yaitu dengan cara mengoleskan salep atau obat-obat kulit. Hal ini kadang-kadang berhasil menyembuhkan penyakit gatal-gatal tetapi kadang-kadang tidak berhasil, sehingga tidak efektif dalam menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Selain itu, harga obat-obatan mahal dan menimbulkan efek samping, sehingga hal ini mendorong masyarakat untuk memakai cara pengobatan tradisional.
Masyarakat mencoba untuk memanfaatkan bahan-bahan alami. Seperti sari jeruk nipis. Masyarakat mencoba mencuci tangan dengan sari jeruk nipis dan ternyata ada beberapa yang berhasil menyembuhkan penyakit gatal pada kulit, namun ada juga yang tidak berhasil menyembuhkan penyakit gatalnya. Hal ini dikarenakan banyaknya sari jeruk nipis yang digunakan tidak berstandar, ada yang menggunakan sedikit ada yang banyak menggunakan sari jeruk nipis.
Oleh karena itu, perlu adanya pengamatan agar dapat disimpulkan sari jeruk nipis bisa menjadi obat dalam menangani penyakit gatal pada kulit. Jika benar terbukti, hal ini bisa menambahkan wawasan masyarakat.
D. Solusi Yang Ditawarkan Berdasarkan Hasil Diskusi Kelompok
Semakin mahalnya harga obat-obatan, serta adanya efek samping yang ditimbulkan, mendorong masyarakat Indonesia untuk memakai cara pengobatan tradisional (back to nature) dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai obat. Seperti yang telah dilakukan masyarakat dalam menangani penyakit gatal pada kulit yaitu dengan memanfaatkan sari jeruk nipis. Hal ini perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah benar sari jeruk nipis efektif untuk menangani penyakit gatal pada kulit.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Kristen Indonesia Tomohon (2021), terbukti bahwa sari jeruk nipis mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus. secara in vitro pada konsentrasi 10%.
Solusi yang dapat kami berikan adalah dengan membuat hand sanitizer yang berbahan dasar sari jeruk nipis. Hand sanitizer adalah produk kesehatan yang secara instan dapat menghambat dan mematikan mikroorganisme tanpa menggunakan air, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Hand sanitizer ini populer digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis tidak membutuhkan air dan sabun. Masyarakat dapat menggunakan produk ini saat tangan akan digunakan sebelum makan, setelah dari toilet, dan lain sebagainya. Terdapat berbagai jenis bakteri yang mudah menempel di tangan manusia seperti S.aureus. Makanan yang dikonsumsi tanpa mencuci tangan terlebih dahulu sangat berpotensi terkontaminasi oleh bakteri-bakteri tersebut.
Sari jeruk nipis juga bisa dimanfaatkan sebagai sabun cuci piring karena memiliki kandungan antibakteri yang bisa membunuh mikroorganisme yang berada di piring dan peralatan makan lainnya. Sari jeruk nipis menjadi disinfektan alami yang lebih baik dan aman dibandingkan dengan disinfektan kimia.
Sari jeruk nipis mempunyai daya hambat antibakteri yang baik terhadap Staphylococcus aureus sehingga bisa digunakan juga sebagai sabun mandi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta, dilakukan formulasi sediaan sabun mandi dengan menggunakan jeruk nipis dan hasil yang didapatkan yaitu semakin besar peningkatan konsentrasi nya, maka daya hambat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus juga semakin besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI