Mohon tunggu...
Arni Tri Habsari
Arni Tri Habsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Biology Education Student of Universitas Negeri Malang

Tertarik dengan dunia public speaking, karya tulis ilmiah, essai, etc

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanfaatan Sari Jeruk Nipis untuk Penghambatan Pertumbuhan Koloni Bakteri S. aureus. Sebagai Bahan Antibiotik Alami

17 November 2023   22:35 Diperbarui: 17 November 2023   22:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hand sanitizer yang terbuat dari sari jeruk nipis https://images.app.goo.gl/z2DaTUzyAerheQwg6

Upaya yang biasanya dilakukan masyarakat dalam menangani penyakit gatal-gatal pada kulit yaitu dengan cara mengoleskan salep atau obat-obat kulit. Hal ini kadang-kadang berhasil menyembuhkan penyakit gatal-gatal tetapi kadang-kadang tidak berhasil, sehingga tidak efektif dalam menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Selain itu, harga obat-obatan mahal dan menimbulkan efek samping, sehingga hal ini mendorong masyarakat untuk memakai cara pengobatan tradisional.

Masyarakat mencoba untuk memanfaatkan bahan-bahan alami. Seperti sari jeruk nipis. Masyarakat mencoba mencuci tangan dengan sari jeruk nipis dan ternyata ada beberapa yang berhasil menyembuhkan penyakit gatal pada kulit, namun ada juga yang tidak berhasil menyembuhkan penyakit gatalnya. Hal ini dikarenakan banyaknya sari jeruk nipis yang digunakan tidak berstandar, ada yang menggunakan sedikit ada yang banyak menggunakan sari jeruk nipis.

Oleh karena itu, perlu adanya pengamatan agar dapat disimpulkan sari jeruk nipis bisa menjadi obat dalam menangani penyakit gatal pada kulit. Jika benar terbukti, hal ini bisa menambahkan wawasan masyarakat.

D. Solusi Yang Ditawarkan Berdasarkan Hasil Diskusi Kelompok

Hand sanitizer yang terbuat dari sari jeruk nipis https://images.app.goo.gl/z2DaTUzyAerheQwg6
Hand sanitizer yang terbuat dari sari jeruk nipis https://images.app.goo.gl/z2DaTUzyAerheQwg6

Semakin mahalnya harga obat-obatan, serta adanya efek samping yang ditimbulkan, mendorong masyarakat Indonesia untuk memakai cara pengobatan tradisional (back to nature) dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai obat. Seperti yang telah dilakukan masyarakat dalam menangani penyakit gatal pada kulit yaitu dengan memanfaatkan sari jeruk nipis. Hal ini perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah benar sari jeruk nipis efektif untuk menangani penyakit gatal pada kulit.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Kristen Indonesia Tomohon (2021), terbukti bahwa sari jeruk nipis mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus. secara in vitro pada konsentrasi 10%.

Solusi yang dapat kami berikan adalah dengan membuat hand sanitizer yang berbahan dasar sari jeruk nipis. Hand sanitizer adalah produk kesehatan yang secara instan dapat menghambat dan mematikan mikroorganisme tanpa menggunakan air, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Hand sanitizer ini populer digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis tidak membutuhkan air dan sabun. Masyarakat dapat menggunakan produk ini saat tangan akan digunakan sebelum makan, setelah dari toilet, dan lain sebagainya. Terdapat berbagai jenis bakteri yang mudah menempel di tangan manusia seperti S.aureus. Makanan yang dikonsumsi tanpa mencuci tangan terlebih dahulu sangat berpotensi terkontaminasi oleh bakteri-bakteri tersebut.

Sari jeruk nipis juga bisa dimanfaatkan sebagai sabun cuci piring karena memiliki kandungan antibakteri yang bisa membunuh mikroorganisme yang berada di piring dan peralatan makan lainnya. Sari jeruk nipis menjadi disinfektan alami yang lebih baik dan aman dibandingkan dengan disinfektan kimia.

Sari jeruk nipis mempunyai daya hambat antibakteri yang baik terhadap Staphylococcus aureus sehingga bisa digunakan juga sebagai sabun mandi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta, dilakukan formulasi sediaan sabun mandi dengan menggunakan jeruk nipis dan hasil yang didapatkan yaitu semakin besar peningkatan konsentrasi nya, maka daya hambat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus juga semakin besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun