dibalik jendela itu ada hamparan gunung yang hijau,Â
melihatnya mengurangi rasa bosan yang menghampiri diri ini,Â
mereka mengatakan "jangan hanya terburu-buru"Â
mereka mengatakan "terimalah kenyataan"
sudah lebih dari tiga hari waktu yang menurutku tidak sebentar, dan menjadi sia-siaÂ
saat raga terpisah dengan jiwa, semuanya terasa kosong yang tersisa hanyalah seonggok robot rusak yang tidak tau arah
semua orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, berjuang kata-kata yang ingin diwujudkan tanpa alasan
mereka tidak mendengar hanya menilai, mereka tidak bertanya hanya memaksa, mereka benar-benar terlihat mengerikan
manusia, banyak sekali jenisnya, ada yang tidak pernah merasa dirinya bersalah,Â
ada yang merasa dirinya sudah hebat, sehingga begitu sombong dengan ucapannya,Â
pertanyaan yang selalu terlintas, apakah sama antara percaya diri dengan kesombongan, mereka mengatakan itu hanya bentuk percaya diri tetapi ternyata yang tergambar kesombongan yang begitu hebat.
dia diam karena berhati-hati, dia diam karena tidak mau diganggu, dia diam karena tidak suka,
mereka berbohong, untuk menjdi lebih baik...
yaaa menulis benar-benar sulittttt....
sedikit menghibur, sedikit merasa berguna, sedikit menjadi lebih baik, semuanya terlihat lebih luas dan mudah...
ini hanyalah gulungan benang kusut.... the end
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H