3.Teori Gehl "Life Between Buildings" (1971)
Teori ini menekankan bahwa kehidupan antar dimensi arsitektur layak mendapatkan perawatan lebih hati-hati dikarenakan disitulah interaksi sosial, persepsi, rekreasi perkotaan dan pengalaman indrawi kehidupan kota berlangsung. Hal itu adalah sesuatu yang vital dan proses perencanaan harus dimulai dengan memahami ruang-ruang antar gedung-gedung.
4. Teori Kevin Lynch (1972, 1984)
Dalam bukunya yang berjudul "Good City Form dan Image of The City" , desain suatu situs berhubungan dengan tiga elemen. Elemen tersebut adalah pola aktivitas, pola sirkulasi dan pola dari bentuk yang dapat mendukungnya.
5. Teori William Holly Whyte (1980)
Whyte adalah seorang mentor Proyek Ruang Publik. Ia sangat menekankan pada teori perancangan ruang publik yaitu Bottom-Up. Menurutnya kehidupan sosial di ruang publik menyumbangkan kualitas hidup yang fundamental bagi individu dan masyarakat. Masyarakat harus mempunyai tanggung jawab moral untuk menciptakan tempat dalam masyarakat dan interaksi antar komunitas.
6. Teori Hamid Shirvani "Urban Design Process" (1985)
Hamid Shirvani mengemukakan delapan elemen untuk membentuk suatu kota. Elemen-elemen tersebut antara lain; Land Use (penggunaan lahan), Building Form and Massing (Ketinggian bangunan, sempadan, area terbangun, hubungan antar masa bangunan), Circulation and Parking (arag pergerakan, beban dan daya tampung jalan serta parkirannya), Open Space (taman dan alun-alun, elemen ruang terbuka, ruang terbuka lain), Pedestria  Ways (jalur pejalan kaki beserta sirkulasinya), Activity Support (elemen pendukung penggerak aktivitas), Signage (penanda), dan yang terakhir adalah Preservation (penjaga keberlangsungan aktivitas).
7. Teori Buchanan (1988)
Urban Design sebagai tempat untuk mendeskripsikan ranah publik. Menurutnya, setiap wilayah memiliki kualitas keunikan tersendiri yang harus diperhatikan oleh seorang perancang kota. Perencanaannya mencakup seluruh kota dan sekeliling kawasan termasuk pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi, microclimate, sejarah, sosial budaya dan pergerakan dalam kota.
8. Teori Loukaitou-Sideris dan Banerjee (1988)