Mohon tunggu...
Arnaz Sofian
Arnaz Sofian Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepada Tuhan

6 November 2013   00:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13836704301288191576

Wanita itu menghardik kepada entah apa. Kepada entah siapa. Yang kutahu dua balitanya masih lelap dalam tidurnya. Walau sesekali diusap rambut dan diciumi keningnya. Hingga membekas merah bibir dan bedak tabur yang luntur. Sembari mengucap doa-doa pengubah nasib. Lalu, apa mungkin ia menghardik lampu yang kemerah-merahan, dingin dan gerimis yang masuk lewat celah retak genting ?. Sambil menangis lalu berkata ”Apa lagi mauMu, TUHAN... ?.” Ahhh, entahlah... bahkan aku tidak bisa terus menerka. Tak ada kata. Di rumah bedeng 3x4meter seperti ini memang selalu ada banyak tanya. Tentang belubu tak terisi, tentang susu tak terbeli, juga tentang penantian dan keadilan.

Wanita itu menghardik kepada entah apa. Kepada entah siapa. Adakah ia menghardik Tuhan ? Ataukah kepada fajar ketika ”tuan” tak kunjung datang ?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun