Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aretha (You Are My Real Dream)

10 Juli 2019   14:23 Diperbarui: 10 Juli 2019   14:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Aku tidak tahu lagi apa yang mesti kukatakan agar kau bisa mengerti apa yang kulakukan. Aku melakukan ini semua atas dasar kasih sayang. Kasih sayang seorang kakak ke adik yang melebihi kasih sayang anak pada orang tua. Lebih dari kasih sayang sepasang kekasih." Aku tidak tahu lagi perkataan apa lagi yang bisa menjamah hati kecilnya. Aku sudah hampir menyerah.

            "Hari ini ayah dan ibu pulang ke rumah. Aku akan memberitahukan semua yang kau lakukan padaku selama ini!" 

            Kelopak mataku membeliak. Untuk sesaat, aku merasa seperti terkena serangan jantung hebat begitu mendengar kabar bahwa ayah dan ibu akan pulang hari ini. Tapi ini ganjil. Mengapa mereka tidak menghubungiku?

            "Kau mau mencoba mempermainkanku kan, Aretha? Kalau mereka akan pulang, tidak mungkin mereka tidak menghubungiku terlebih dulu."

            "Mereka menelepon ke handphone-ku. Dan alasan kenapa ayah dan ibu tidak menghubungimu karena kau sendiri yang membuat handphone-mu dalam mode pesawat ya kan?"

            Sialan! Memang aku sengaja membuat handphone-ku dalam mode pesawat agar tidak ada panggilan mengganggu masuk ke handpone-ku. Tapi hal seperti ini juga yang membuatku celaka. Di sinilah aku mulai mencari-cari akal tapi aku belum menemukan cara agar Aretha tidak membocorkan rahasia ini.

            "Aretha... Aretha, kita bisa bicarakan ini baik-baik," bujukku padanya. Tidak bisa kubayangkan bagaimana respons ayah ibu ketika mereka mendengar cerita Aretha. Kalau sudah dari mulut Aretha sendiri langsung menceritakan semuanya, sangat mustahil mereka berdua tidak akan tidak mempercayainya.

            "TIDAK! KAU AKAN TAMAT HARI, BAJINGAN!"

***

            Mereka berdua sudah tiba sejak pukul 19.07. Siapa lagi mereka kalau bukan orang tuaku. Aku masih mengurung diri dalam kamarku. Aku masih berada dalam tudungan selimut merah tua bermotif tanaman anggur. Aku tidak berani beranjak dari kasurku. Benar-benar ketakutan sudah menguasai hati dan pikiranku. Hingga aku mulai tidak bisa berpikiran jernih. Apa, apa yang harus kulakukan?! Ayah pasti akan menjebloskanku ke penjara lalu mereka berdua akan membawa Aretha pergi jauh dariku! Tidak akan kubiarkan mereka mengambil Aretha! Aretha milikku! Milikku!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun