Leo tidak bisa menyanggah apa yang tertulis di Buku Kehidupan. Semua benar. Tapi yang membuat dia bingung saat ini dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Dan dia tahu tempat peristirahatan yang pantas bagi dirinya sebagai balasan dari semua perbuatannya di dunia.
      Lelaki itu bangkit berdiri lalu berlari sekuat tenaga, meninggalkan kedua malaikat itu.
      "Larilah sejauh mungkin. Larilah," ucap malaikat yang ada di samping Kilua, Xeoscha.
      Leo berlari sekencang mungkin meninggalkan kedua malaikat itu. Akan tetapi, dia merasa jalan yang dilalui semakin lama semakin panjang. Tenaga terkuras namun ia belum jauh dari kedua malaikat yang masih memandang nestapa padanya.
      "Percuma saja. Menyerahlah." Sekarang Xeoscha sudah berada di hadapan Leo.
      "Jangan halangi aku," sergah Leo sambil menyiapkan kuda-kuda untuk menyerang Xeoscha.
      Belum sempat melancarkan serangan, tangan Xeoscha sudah memegang gada emas, bersiap dihantamkan ke betis Leo. Leo terpelanting terkena hantaman gada milik malaikat itu. Wajah begitu keras menubruk permukaan jalan aspal.
      Leo belum mau menyerah. Ia bangkit berdiri meskipun kaki kanan pincang. Melihat lelaki yang di depannya belum menyerah, Xeoscha mengayunkan gada emasnya ke ulu hati Leo.
      Lelaki berkulit cokelat muda itu terlempar keras sampai punggungnya membentur pembatas jalan. Ia mengaduh kesakitan sambil memegang punggungnya.
      Lelaki itu sudah kehabisan tenaga. Tak punya kekuatan untuk berdiri lagi. Terpaksa ia menyeret badan mendekati Xeoscha.
      "Kau anak manusia yang tangguh tapi sayangnya..." Xeoscha mengangkat tinggi-tinggi gada emas di tangannya. Sekarang gada itu sudah diselubungi kobaran api. Dalam hati Leo, dia yakin malaikat itu akan segera mengirimnya ke neraka.