Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Girl Last Night

13 Februari 2015   01:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rio mencoba memutar - mutar kemabali memori di otaknya masih mencari - cari kebenaran dari perkataan Nadia seputar 'duduk berdua' , 'restoran' , 'Irene' . Ia masih mencerna baik - baik apa yang dikatakan oleh Nadia . Rio tercekat . Sekarang , ia bisa mengerti apa yang dimaksud oleh pacarnya itu .

Pertemuannya dengan Irene di restoran itu tak lain hanya sebatas silahturahmi . Irene sudah lama mengenal Rio karena mereka teman satu SD dan sekarang dipertemukan di universitas yang sama , pula berteman akrab dengan Nadia . Mungkin Nadia mencium kedekatan mereka saat ia melihat Rio , pacarnya duduk berdua dengan temannya saat ia mendatangi restoran itu . Tatapan mata itu tak biasa , ada rasanya yang tersimpan , mungkin terpendam di salah satu dari mereka . Entah Rio ataupun Irene . Dugaannya semakin menguatkan ketika tangan Irene mendekap tangan Rio , dan Rio tak bereaksi apa - apa menerima perlakuan itu . Ia mencurigai pacarnya main hati dengan temannya sendiri .

" Jangan berprasangka buruk seperti itu , aku bisa ... " Rio merendahkan tekanan bicaranya agar bisa meredam emosi pacarnya .

" Bisa membuktikan kalau kamu suka sama dia kan ? " potong Nadia .

" Nadia ! " senggak Rio .

" Ya kan Rio ?! " tegas Nadia lagi .

" Nadia jaga omonganmu ! Aku tak ada hubungan apa - apa dengan Irene ! Aku sama dia hanya teman ! " Rio membentak Nadia , emosinya memuncak , ia tak tahan lagi dengan semua tudingan Nadia pada dirinya .

" Andrea , ayo kita pergi dari sini . " Nadia berlalu dari hadapan Rio dan menarik tangan Andrea , rasanya ia ingin sekali meninggalkan taman itu secepatnya .

" Tunggu dulu , Nadia ! " Rio mencoba mencegat Nadia tapi ia gagal . Nadia mengencang pegangannya pada pinggang Andrea , sepeda motor Andrea melesat jauh meninggalkan Rio di sana .

Rio hanya termangut . Ia tak tahu kenapa kejadian ini bisa menimpanya -- sial . Memang benar , kemarin ,  ia pergi bersama Irene ke restoran . Tapi ia sendiri heran , siapa yang memberitahu Nadia kalau dia berada di sana . Ia juga tak sadar ketika dia sedang berbincang dengan Irene , tangan Irene sudah memegang tangannya .

Bodoh bodoh bodoh !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun