Mohon tunggu...
army refado
army refado Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa dan Bagaimana Major Depressive Disorder Dipahami ?

24 Januari 2016   12:02 Diperbarui: 4 April 2017   16:44 9048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Neuroendokrinologi juga menambahkan mengenai hubungan depresi pada orang dewasa dengan pemfungsian sumbu HPA (Hypothalamic-pituiary-adrenal) selama 40 tahun terakhir ini (Lopez-Duran, Kovacs, & George, 2009). Sumbu HPA adalah sistem neuroendokrin yang mengatur proses-proses tubuh termasuk respon stres sehingga sumbu HPA yang abnormal terlibat dalam banyak gangguan psikiatri terutama MDD (Pariante & Lightman, 2008). Banyak bukti juga menunjukan berlebihannya kadar hormon kortisol pada penderita depresi.

KONTEKS PSIKOLOGIS

Dalam teori psikodinamik depresi adalah kemarahan yang diarahkan kepada diri sendiri bukan terhadap orang-orang yang dikasihi. Rasa marah itu akibat dari kehilangan orang-orang yang dikasihi atau ancaman akan kehilangan orang-orang yang dikasihi.

Kemarahan yang menjadikan seseorang depresi adalah rasa berduka yang patologis karena individu tersebut memiliki perasaan ambivalen yang kuat (suatu kombinasi dari perasaan positif (cinta) dan negatif (marah, permusuhan) terhadap orang yang telah pergi atau yang ditakutkan kepergiannya. Perasaan marah tersebut diikuti oleh rasa bersalah sehingga itu mencegah individu untuk mengarahkan rasa marah secara langsung terhadap suatu objek (orang yang dikasihi).

Freud berhipotesis bahwa seseorang yang kehilangan orang yang dikasihinya atau ditakutkan kepergiannya pertama kali ia akan mengintroyeksi atau membawa ke dalam diri (suatu representasi mental) orang yang meninggalkanya lalu setelah itu kemarahan diarahkan kepada dirinya sendiri (self) sehingga seseorang merasa benci terhadap dirinya sendiri (self-hartred) yang nantinya akan mengakibatkan depresi.

Depresi juga berhubungan dengan variabel-variabel kognitif individu. Ketika berhadapan dengan stressor, orang yang pernah gagal memecahkan masalah dan merasa putus asa lebih besar kemungkinan mengalami depresi. Cara penanggualangan masalah juga ada pengaruhnya, orang yang menggunakan cara aktif dalam memecahkan masalah lebih kecil kemungkinan terkena depresi daripada yang menghindari masalah. Depresi juga bisa terjadi karena kurangnya kejadian menyenangkan atau sebaliknya, terlalu banyak kejadian tidak menyenangkan terjadi

Ketika hidup seseorang yang merasa penuh tekanan, ia akan menarik diri dari dunianya dan merasa rutinitas dadsar kehidupannya menjadi kacau. Kekacauan ini bisa meningkatkan gejala depresi dan memnuat orang sulit memecahkan masalah hidupnya secara efektif. Pada saatnya, hal ini akan menyebabkan masalah-masalah sekunder seperti hubungan sosial dan kesulitan kerja yang dapat mempertahankan bahkan memperburuk depresi

Beberapa studi menunjukan bahwa kebanyakan episode depresi didahului oleh kejadian hidup yang berat enam bulan sebelum permulaan episode (Kendler & Gardner, 2010). Kapuci dan Cramer (2000) menemukan juga bahwa orang lebih mungkin terkena depresi ketika terekspos pada banyak kejadian hidup yang negatif, tapi hanya jika keyakinan merasa akan kemampuan menanggulanginya lemah.

Seligman mengembangkan teori learned helplessness dari depresi yang menyatakan bahwa orang akan menjadi depresi ketika mereka tidak berdaya mengendalikan reinforcement dalam hidupnya dan merasa bersalah atas ketidakberdayaan tersebut. Jadi, interaksi antara kejadian hidup negatif, kemampuan menanggulangi dan atribusi mengenai kemampuan coping seseorang berpengaruh terhadap kemungkinan seseorang mengalami depresi.

 

KONTEKS SOSIOKULTURAL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun