Senyum adalah aktivitas paling mudah yang bisa dilakukan oleh setiap insan manusia. Bahkan bayi yang baru lahir pun akan dengan sukarela mengulas senyumnya untuk menarik perhatian orang disekitarnya. Padahal dia belum bisa bicara. Tapi lihatlah, senyum di bibir mungilnya mampu meluluhkan hati siapa saja yang melihatnya.
Yap, senyum adalah bahasa kebahagiaan. Apalagi senyum yang diiringi dengan deretan gigi yang bersih dan sehat, pastinya akan semakin menambah rasa percaya diri. Membentuk gigi yang sehat ternyata harus dimulai sejak dini terutama jika adik bayi sudah mulai tumbuh gigi. Kebiasaan yang baik jika dimulai sejak dini bisa memudahkan proses pembelajaran hingga sampai dewasa loh.
Waktu anak saya, Akmal, masih di bawah satu tahun, proses menyikat giginya relatif lebih mudah. Saya gunakan sikat gigi jari yang dimasukkan ke telunjuk saya dan gosok-gosok gusi dan gigi mungilnya. Syukurnya, Akmal tidak terlalu rewel dan berontak ketika di ajak sikat gigi. Clingg.. selesai deh. Gigi bersih dan relatif tidak ada bau mulut.
Sampai umur satu tahun, proses pembelajaran bersikat gigi masih mudah. Gigi dan mulut Akmal masih terjaga dengan baik. Mulutnya masih harum untuk diciumi, meskipun di pagi hari ketika Akmal bangun tidur. Umur setahun ini, Akmal sudah mulai mengkonsumsi makanan tambahan (MPASI) tapi masih terbatas. Tidak ada gula dan garam. Oleh karenanya, mulutnya masih enak-enak aja untuk diciumi. Bau ASI masih dominan, haruuumm.
Semakin beranjak besar, Akmal mulai mengkonsumsi makanan yang lebih beragam. Ada makanan manis, asin, asem, maupun pedas. Salah satu makanan favorit Akmal adalah permen dan coklat. Walaupun saya sudah berusaha membatasi konsumsi makanan manis tersebut, ternyata Akmal masih mau lagi, minta lagi, dan minta lagi. Ini sebuah dilema bagi saya. Kalau di kasih takutnya giginya rusak, tapi kalau gak di kasih, anaknya nangis meraung-raung.
Giginya mulai kuning-kuning. Ketika bangun tidur pun mulutnya sudah mulai bau kurang sedap. Memang sih saya beberapa kali teledor tidak rutin mengajaknya sikat gigi, terutama menjelang tidur. Kalau ini terjadi terus menerus, saya takut gigi Akmal nanti bolong, ada karang gigi, atau kariesnya. Ah tidaaakk..
Mengajari anak untuk suka sikat gigi ternyata gampang-gampang susah. Kalau anaknya sedang tidak mood, kegiatan sikat gigi seperti kegiatan yang horor dan menakutkan baginya. Dia akan meraung-raung, berteriak-teriak, dan bahkan menangis. Tangisnya yang menggelegar kadang membuat saya malu, apalagi kalau sampai terdengar oleh tetangga.
Belajar dari kejadian-kejadian Akmal di atas, saya punya tips dan trik agar bagaimana Akmal menyenangi kegiatan menggosok gigi. Mungkin tips dan trik ini berguna dan bisa ditiru oleh para orang tua yang memiliki anak balita sehingga anaknya bisa menyukai kegiatan menyikat gigi di rumah. Ini dia caranya.
- Pemilihan Sikat Gigi
Sebaiknya pilihlah sikat gigi khusus untuk anak yang memiliki bulu sikat yang lembut. Hal ini karena gusi anak masih sensitif, jika bulu sikatnya terlalu keras ditakutkan akan melukai gusinya. Selain itu, gigi anak juga masih termasuk gigi susu. Pilihlah sikat gigi dengan jarak antara ujung sikat gigi dan ujung bulu sikat yang dekat.
- Pemilihan Pasta Gigi
Untuk tahun-tahun pertama, saya tidak menggunakan pasta gigi atau odol. Jika saya gunakan odol, saya khawatir Akmal akan menelan Fluoride (F) yang terkandung dalam odol tersebut. Saya cukup menggunakan air hangat yang sudah matang.Mulai umur 1,5 tahun, saya mulai memperkenalkan penggunaan odol kepada Akmal. Saya pilihkan odol khusus Balita. Odol anak-anak biasanya mengandung aroma buah-buahan dan berwarna-warni yang menarik perhatian si kecil. Rasanya pun enak dan segar, serta tidak pedas seperti odol orang dewasa.
Ketika mengoleskan odol ke sikat gigi Akmal, saya pastikan bahwa tidak terlalu banyak, kira-kira sebesar biji jagung. Saya selalu sampaikan pada Akmal untuk tidak menelan pasta giginya, walaupun rasanya enak.
- Cara Menyikat Gigi
Pada awalnya, saya masih menyikat gigi Akmal dengan menggunakan tangan saya. Namun, semakin besar, Akmal semakin piawai memegang sikat giginya sendiri dan dia akan menggosok giginya sendiri.Saya ajarkan Akmal untuk sikat gigi dengan cara memutar. Menggosok gigi depan, atas, bawah, dan belakang. Ada kebiasaan Akmal untuk menggosok gigi di depan cermin. Sambil menggosok giginya, dia akan menatap cermin dan ketika saya intip, dia sedang tersenyum-senyum sendiri. Hehe, entah apa yang dia bayangkan.
Cermin ini saya gunakan sebagai trik pada waktu mengajari Akmal menyikat gigi. Saya minta Akmal berdiri di depan cermin. Dari belakang, saya pegang tangannya dan saya arahkan sikat gigi ke giginya yang mau disikat. Masih di depan cermin, saya juga memegang sikat gigi saya. Saya mencontohkan gerakan bagaimana harus menyikat gigi yang benar. Gerakan ke atas - bawah, memutar, depan-belakang. Gosok gigi depan bagian atas dan bawah dengan arah ke samping kanan dan kiri. Kemudian, seluruh gigi bagian samping, dan seluruh gigi bagian belakang.
Selesai sikat gigi, saya juga mengajarkan Akmal untuk berkumur. Saya gunakan air matang. Saya khawatir jika menggunakan air biasa yang tidak matang karena ada kemungkinan tertelan dan menyebabkan diare.
- Beri Contoh
Children see, children do. Ya, anak-anak adalah peniru yang ulung. Biasanya yang mereka jadikan figur idola adalah orang-orang terdekatnya, yaitu Ayah dan Ibunya.Setiap hari, Akmal selalu bersama dengan saya. Dia melihat apapun yang saya lakukan. Termasuk ketika saya menggosok gigi. Rupanya dia memperhatikan apa yang saya lakukan dengan sikat gigi tersebut. Saya ambil inisiatif saja untuk mengambilkan sikat gigi kecilnya dan kamipun menggosok gigi bersama. Aktivitas keluarga yang menyenangkan. Kegiatan menggosok gigipun berlangsung dengan lancar nyaris tanpa ada pemberontakan. Belajar dan bermain dalam waktu yang bersamaan.
- Beri Pujian
Umur 1.5 tahun, Akmal sudah bisa memegang sikat giginya sendiri dan berusaha untuk menyikat gigi sendiri, saya biarkan saja Akmal berekspresi dengan sikat giginya. Saya berikan dia kesempatan untuk belajar menyikat gigi, meskipun caranya belum benar dan kadang giginya masih kuning-kuning. Kadang-kadang, saya juga masih turun tangan untuk membersihkan gigi dan area mulutnya agar semakin bersih. Ketika dia sudah selesai menyikat giginya sendiri, saya berikan pujian, mencium, dan memeluknya, sambil berkata "Akmal hebat dan pintar, bisa menyikat gigi sendiri yaa.."Memberi pujian pada Akmal saya yakini sebagai salah satu cara untuk memotivasi Akmal agar mau membersihkan giginya. Saya lihat raut muka Akmal yang berbinar memancarkan kebahagiaan usai saya berikan pujian.
Semoga dengan memiliki gigi yang bersih dan sehat, Akmal akan semakin nyaman dalam menebar senyum. Semoga pula kepercayaan dirinya semakin meningkat dan dia bisa berekspresi untuk pengembangan diri dan aktualisasi dirinya. Misalnya nanti Akmal akan lebih mudah bergaul dan bertegur sapa dengan teman sebayanya, berani bertanya, memiliki prestasi yang baik, dan lain sebagainya. Orang lain juga tidak akan segan memujinya karena Akmal memiliki gigi yang bersih dan sehat.
Kebiasaaan menggosok gigi dengan baik dan benar di waktu pagi dan malam hari ini memang harus dibiasakan sejak kecil dan dicontohkan oleh keluarga. Jika setiap keluarga sudah terbiasa hidup sehat dengan menggosok gigi secara rutin, maka akan menggurangi kemungkinan penyakit gigi dan mulut. Sehingga secara luas, ini akan berdampak pada masyarakat yang sehat.
Semoga dengan membiasakan Akmal menyikat gigi sejak dini akan dibawanya kelak hingga dewasa nanti. Semoga Akmal mampu menularkan kebiasaan baikknya ini kepada orang lain sehingga orang lain juga mau berperilaku sehat. Kebaikan yang ditebarkan kepada orang lain akan jauh bermanfaat daripada disimpan sendiri. Pay it forward.
[caption id="attachment_385210" align="aligncenter" width="448" caption="Senyum Cemerlang Akmal"]
Sehatlah Gigimu,
Cemerlanglah Senyummu,
dan Gemilanglah Masa Depanmu, Nak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H