Malam ini kembali aku menari di ujung tanduk nafsumu, jemari dan pacuan tubuhku berkontemporer acak layaknya alunan genre erotika, tak kuasa aku membendungnya....
Sayang.. hingga di kehidupan mendatang, takkan kulupa saat-saat di mana kita melantur dalam erotisme memoar, tanpa instruksi dan restorasi, hadirkan sirkulasi prosa keberadaanmu dalam wujud sensasi dramatis,sentuhan-lenguhan.
..
Kemudian kita nikmati dan nikmati....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!