Mohon tunggu...
Armidin
Armidin Mohon Tunggu... Dokter - Berbagi dan bermanfaat

(armidin@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Maestro Kartun Itu Telah Pergi

1 April 2013   08:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:55 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedih bercampur kejut saat mendapatkan kabar bahwa sang Mestro kartun Serambi Indonesia surat kabar kebanggaan Aceh tersebut berpulang ke Rahmatullah pada hari sabtu lalu setelah berjuang sedemikian lama melawan penyakit yang diderita, di Rumah Sakit Herna Medan. Air mata menetes tanpa terasa bahwa setelah sekian lama kartunis ‘Gam Cantoi’ itu mengisi waktu dan ruang-ruang hati selama ini, terlebih saat-saat krusial dulu selama masa kuliah yang sebagian memang lebih banyak diisi oleh kesedihan, kala jauh di rantau di tanah Serambi Mekkah itu berjuang sambil kuliah, maka kesedihan itu akan terasa ringan jika melihat kartun yang menghibur ini. Walau sekilas terpikirkan, apalah artinya kartun di sebuah harian, namun bagi kami dan sebagian masyarakat penikmat seni lain, terkadang pesan yang disampaikan melalui makna sebuah goresan gambar tanpa warna itu, bisa mewakili keprihatinan, sebuah protes sosial, gambaran kehidupan yang satire, dan kepolosan yang terungkapkan. Awalnya banyak yang mengira, bahwa sosok di belakang Gam Cantoi itu betul-betul orang Aceh yang mengerti sosio kultural Aceh yang islami dan fanatis, namun alangkah herannya kala mengetahui bahwa beliau seorang sahabat yang berasal dari tanah Batak, Sipahutar marganya, bahkan beliau seorang nasrani saat awal-awal menorehkan kartunnya di Serambi Indonesia. Baru tahun 1990 beliau memeluk islam, setelah beberapa saat beliau berada di Aceh. Begitupun beliau termasuk sangat cepat dapat beradaptasi dengan kultur Aceh, seakan-akan beliau telah lama hadir di Bumi Serambi Mekkah jauh hari sebelumnya.

13648050541723685388
13648050541723685388
Selamat jalan M. Sampe Edward Sipahutar, walau secara pribadi kita tak pernah bertemu, dan engkau pun tak kenal dengan kami, namun kehadiranmu di setiap helai goresan tangan mu yang menghentak, menggelitik, menghunjam bahkan kadang terasa pilu dan konyol sekalipun seakan kita telah lama bersama, seakan  kita mempunyai keterikatan bathin yang sulit diungkapkan, dari seorang penggemar dengan dengan seorang maestro yang terkenal. Itulah sebabnya kami merasa kehilangan dirimu, entah kapan lagi kehadiran kartunmu yang hangat dan bersahaja itu dapat kembali menghibur diri di kala sedih. Sampai saat ini kami yakin belum ada sosok yang tepat untuk menggantikan peran ‘analogis’ M. Sampe Edward Sipahutar dalam design karikatur Gam Cantoi di  Serambi Indonesia, kita akan merasakan kehilangan itu dalam waktu yang akan lama, semoga kehadiran beliau yang tidak terlalu lama di Bumi Aceh ini dapat dikenang sebagai seorang Maestro. Innalillahi wa innailahi rajiun, semoga Allah lapangkan kuburmu, memelukmu, menghiburmu, bagaikan engkau menghibur kami di kala sendu waktu dulu, dan memberimu syurga dengan kebahagiaan abadi di sana. SELAMAT JALAN MAESTRO... (foto-foto : Serambi Indonesia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun