"Saya pikir ndak usah lagi, ini sudah jelas diracun orang..untuk apa ronsen lagi", Pak Ibok mulai ketus.
Aku mulai berpikir mencari solusi...Aku tak mau jika pasienku ini semakin jauh dari pengobatan rasional, mulai terbayang di pikiran, jika seandainya Pak Ibok gagal kuselamatkan dari TBC ini tentu akan ada pasien TBC yang sama 6 bulan ke depan dari kerabat Pak Ibok..Karena TBC aktif akan sangat mudah menjadi sumber penular potensial untuk keluarga terdekat. hmm...
"Baiklah, begini Pak Ibok..ronsen dan pemeriksaan dahak ini untuk mencari tahu seberapa besar luka dalamnya"
"Oo..kalau begitu baiklah, dokter. Tapi setelah ronsen dan periksa dahak saya kemana lagi..?"
"Hasilnya bawa kemari Pak, kita baca hasilnya.."
Hmm...sepertinya Aku berhasil, sebersit senyuman tersungging di wajahku..Alhamdulillah.
"Tapi dokter.., jangan lupa kasihkan juga obat luka dalamnya.."
"Ok Pak Ibok.."Aku tersenyum semakin yakin..
Semingu kemudian...Pak Ibok sudah berada di hadapan ku lagi dengan selembar ronsen dan hasil lab...
"Pak Ibok...dari hasil ronsen dan pemeriksaan dahak Pak Ibok, ini jelas-jelas Tuberculosis atau TBC, sebagian paru-paru Bapak sudah terkena, bisa jadi penyakit Bapak ini sudah berlangsung lama, bukan pada saat makan nasi kenduri".. sambil membaca ronsen Aku terus memberi penjelasan dan tentu saja dengan sepenggal doa...semoga pasienku bisa mengerti.
"Bukan miang dokter..?"
"Bukan,... ini TBC, penyakit paru-paru khronis, sudah lama... disebabkan basil Tuberculosis, harus berobat selama 6-9 bulan"
"Ahh..dak mungkin dokter, Saya ini kena racun. Sehabis makan kenduri, Saya langsung batuk darah...Saya sudah curiga, bahwa salah seorang tukang masak di dapur kenduri itu memang benci sama Saya.."
"Astaghfirullah..Pak Ibok jangan memfitnah, itu dosa dalam agama kita. Dalam ronsen dan dahak bapak ditemukan positif TBC"
"Ndak, Pak...Dukun bilang, saya ini termakan ramuan atau miang, sudah tiga kali dikeluarkan dalam piring putih, dan jelas-jelas nampak miang...dok..saya tetap tidak percaya ini TBC"