Mohon tunggu...
Arma Winata
Arma Winata Mohon Tunggu... -

perempuan, pendidikan: Universitas Indonesia, bekerja di perusahaan swasta asing, belum menikah

Selanjutnya

Tutup

Politik

REFORMASI jilid II ?

28 Mei 2011   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan bebas berkata-kata, bebas berpendapat dan berserikat hanya segelintir dan sebatas kalangan pers, pengamat dan para tokoh2, sedangkan rakyat awam apakah butuh itu ?

Kebahagiaan bisa duduk dalam posisi kekuasaan hanya dinikmati segelintir dan sebatas kalangan politikus baik kelas nasional maupun kelas kampung, sedangkan rakyat awam yang jumlahnya jauh lebih besar dan tersebar sampai pelosok yang tak terjangkau pembangunan, sekedar mencari sesuap nasi saja sulit.

Kebahagiaan adilnya pelaksanaan hukum, hanya dinikmati segelintir orang yang punya kedekatan dengan penguasa, sedangkan rakyat awam masih merasakan hukum seperti mata pisau yang tajam kebawah tapi tumpul keatas.

Kebahagiaan menikmati kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sebagian besar rakyat indonesia makin jauh dari jangkauan.

Mampukah para elit bangsa yang kini sedang berada dipanggung kekuasaan menjawab ?
Sebenarnya mampu mereka menjawab pertanyaan sederhana ini, karena mereka secara akademis adalah orang2 cerdik cendekia, tapi sayang siapapun orangnya apabila sedang dalam keadaan "mabuk kekuasaan" rakyat harus bisa memaklumi, kalau mata mereka menjadi pudar, telinga menjadi tuli dan bicaranya kacau.

Rakyat sesungguhnya masih punya kemampuan menghukum mereka pada Pemilihan Umum tahun 2014, tapi aku pesimis itu bisa dilakukan dengan baik oleh bangsa ini.

Mari bersama-sama bangsa didunia, kita saksikan apa yang akan terjadi di Indonesia pasca pemerintahan SBY

Reformasi jilid II ? Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun