Mohon tunggu...
ARMAN TRI PAMUNGKAS
ARMAN TRI PAMUNGKAS Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Nama : Arman Tri Pamungkas NIM : 41421120093 Jurusan : Teknik Elektro Fakultas : Teknik Universitas Mercubuana Matkul : Kewirausahaan-1 Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kelayakan Bisnis Peternakan Ayam Kampung di Cilacap

16 November 2023   01:09 Diperbarui: 16 November 2023   01:25 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


ARMAN TRI PAMUNGKAS (41421120093)

MATA KULIAH : TB-2_KEWIRAUSAHAAN-1

DOSEN : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak.

Pendahuluan 

Ayam kampung, sebagai salah satu sumber protein hewani, memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Di tengah semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya konsumsi makanan sehat dan alami, bisnis ayam kampung semakin menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mencari alternatif protein berkualitas.

Bisnis ayam kampung bukan sekadar aktivitas peternakan biasa; lebih dari itu, ia mencerminkan semangat keberlanjutan dan ketahanan pangan lokal. Keunggulan ayam kampung terletak pada karakteristiknya yang alami, rendah lemak, dan bebas dari berbagai bahan tambahan kimia. Oleh karena itu, tidak hanya sebagai komoditas ekonomi, tetapi bisnis ayam kampung juga memainkan peran strategis dalam mendukung kesehatan dan ketahanan pangan masyarakat.

Dalam konteks ini, penelitian bisnis ayam kampung menjadi semakin relevan, terutama untuk memahami dinamika industri, hambatan yang dihadapi, serta peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Studi ini tidak hanya mencari jawaban atas pertanyaan mengenai bagaimana meningkatkan produksi, tetapi juga bagaimana memperkuat nilai tambah dan keberlanjutan dalam rantai nilai bisnis ayam kampung.

Melalui pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan yang memengaruhi bisnis ayam kampung, diharapkan dapat dihasilkan strategi yang lebih baik untuk meningkatkan daya saing industri ini. Dengan pendekatan yang holistik, studi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan bisnis ayam kampung sebagai bagian integral dari industri peternakan di Indonesia.

Dalam bab-bab berikutnya, kita akan mengeksplorasi lebih jauh tantangan dan peluang bisnis ayam kampung, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan, dan mengidentifikasi langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak serta kontribusi sektor ini terhadap ketahanan pangan nasional.

Visi

Menjadi penyedia utama ayam kampung berkualitas yang mendukung kesehatan masyarakat dan memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan lokal.

Misi 

1. Produksi Berkualitas Tinggi :Memastikan produksi ayam kampung berkualitas tinggi dengan standar kebersihan dan keamanan pangan yang tinggi, memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin peduli akan aspek kesehatan dan gizi.

2. Kesejahteraan Peternak : Meningkatkan kesejahteraan para peternak lokal dengan memberikan pelatihan, dukungan teknis, dan sistem pembayaran yang adil, sehingga mereka dapat mengelola usaha mereka dengan efisien dan berkelanjutan.

3. Keberlanjutan Lingkungan : Mengimplementasikan praktik peternakan yang ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem sekitar, termasuk pengelolaan limbah yang bijaksana dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan.

4. Pengembangan Inovatif : Terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan teknologi peternakan, menghadirkan inovasi dalam pemeliharaan, pakan, dan manajemen yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kesehatan ayam.

5. Pemberdayaan Komunitas Lokal : Memberdayakan komunitas lokal dengan memberikan peluang kerja, mendukung usaha mikro, dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal untuk menciptakan dampak positif dalam pembangunan ekonomi lokal.

6. Pemenuhan Pasar Domestik dan Ekspor : Menjadi penyedia utama ayam kampung tidak hanya untuk pasar domestik tetapi juga untuk pasar ekspor, menciptakan kehadiran global dan kontribusi positif terhadap citra produk pertanian Indonesia.

7. Edukasi Konsumen : Mengedukasi konsumen tentang manfaat ayam kampung, mendukung kesadaran akan keberlanjutan dan keberagaman pangan lokal, serta mendorong gaya hidup sehat melalui pemilihan makanan yang tepat.

Analisis STP

 

Analisis STP (Segmentasi, Targeting, dan Positioning) adalah suatu pendekatan strategis dalam pemasaran yang membantu perusahaan untuk memahami dan merencanakan cara mereka akan memasarkan produk atau layanan mereka. Berikut adalah contoh analisis STP untuk bisnis ayam kampung di Cilacap:

1. Segmentasi (Segmentation):

Segmentasi melibatkan pemilahan pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan karakteristik, kebutuhan, dan perilaku yang sama. Dalam konteks bisnis ayam kampung di Cilacap, segmentasi dapat dilakukan berdasarkan:

  • Lokasi Geografis:Membagi pasar berdasarkan wilayah di Cilacap, mempertimbangkan perbedaan iklim dan kondisi lingkungan yang mungkin mempengaruhi kebutuhan peternak dan preferensi konsumen.

  • Skala Usaha Peternak:Memahami perbedaan antara peternak skala kecil, menengah, dan besar, serta menyediakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapabilitas masing-masing segmen.

  • Tujuan Pasar:Memperhatikan apakah ayam kampung diternak untuk konsumsi lokal, penjualan langsung ke konsumen, atau sebagai bahan baku untuk industri pengolahan pangan.

2. Targeting (Targeting):

Setelah melakukan segmentasi, langkah berikutnya adalah menentukan target pasar yang paling menjanjikan. Misalnya:

  • Peternak Skala Menengah:Menargetkan peternak dengan skala usaha menengah yang mungkin memiliki kebutuhan produksi yang signifikan dan kapabilitas finansial yang cukup untuk berinvestasi dalam praktik peternakan yang berkualitas.

  • Konsumen yang Peduli akan Kesehatan:Menargetkan konsumen yang semakin peduli akan aspek kesehatan dan keberlanjutan, yang cenderung memilih ayam kampung sebagai opsi protein yang lebih alami dan berkualitas.

  • Pemilik Usaha Kuliner Lokal:Menargetkan pemilik usaha kuliner lokal yang mencari pasokan ayam kampung berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang semakin menuntut kualitas bahan baku.

3. Positioning (Positioning):

Positioning melibatkan cara perusahaan menempatkan produk atau layanannya dalam benak pelanggan, dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam konteks bisnis ayam kampung di Cilacap, positioning dapat dilakukan dengan:

  • Kualitas dan Kebersihan:Menekankan kualitas dan kebersihan ayam kampung sebagai diferensiasi utama dari produk pesaing.

  • Dukungan kepada Peternak Lokal:Menekankan komitmen pada kesejahteraan peternak lokal, memberikan citra positif sebagai bisnis yang peduli pada komunitas.

  • Keberlanjutan dan Lingkungan:Menonjolkan praktik peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, menarik konsumen yang peduli pada isu-isu lingkungan.

Analisis 7P Formula

7P Formula adalah suatu kerangka kerja pemasaran yang mencakup tujuh elemen kunci yang dapat membantu perusahaan merancang strategi pemasaran yang komprehensif. Berikut adalah analisis 7P Formula untuk bisnis ternak ayam kampung:

1. Product (Produk):

  • Deskripsi Produk:Menyediakan informasi rinci tentang ayam kampung, termasuk jenis ras, metode pemeliharaan, dan nilai gizi yang dimilikinya.

  • Kualitas Produk:Menekankan pada kualitas tinggi, kesehatan, dan kealamian ayam kampung sebagai pembeda utama dari produk pesaing.

2. Price (Harga):

  • Penentuan Harga yang Adil:Menentukan harga yang adil dan kompetitif, mempertimbangkan biaya produksi, keuntungan yang diinginkan, dan harga pasar.

  • Penawaran Khusus:Membuat penawaran khusus atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar atau pelanggan langganan.

3. Place (Tempat):

  • Distribusi Efisien:Menciptakan saluran distribusi yang efisien untuk memastikan produk dapat diakses oleh peternak dan konsumen dengan mudah.

  • Kemitraan Lokal:Berkolaborasi dengan toko hewan ternak lokal, pasar tradisional, dan usaha kuliner setempat untuk meningkatkan jangkauan produk.

4. Promotion (Promosi):

  • Strategi Pemasaran:Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, termasuk iklan di media lokal, pameran peternakan, dan promosi daring.

  • Branding yang Kuat:Membangun citra merek yang kuat dengan menekankan nilai-nilai seperti kebersihan, keberlanjutan, dan dukungan terhadap peternak lokal.

5. People (Orang):

  • Pelatihan Karyawan:Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang praktik peternakan yang baik, layanan pelanggan, dan pengetahuan produk.

  • Keterlibatan Komunitas:Melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan dan program yang berhubungan dengan ayam kampung, memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan.

6. Process (Proses):

  • Proses Pemeliharaan:Menentukan proses pemeliharaan ayam kampung yang optimal untuk memastikan kualitas dan kebersihan produk.

  • Pengelolaan Pesanan:Menerapkan sistem pengelolaan pesanan yang efisien untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan akurat.

7. Physical Evidence (Bukti Fisik):

  • Kemasan Menarik:Mendesain kemasan yang menarik dan informatif untuk meningkatkan daya tarik produk di rak dan memberikan informasi yang jelas kepada konsumen.

  • Sertifikasi Kesehatan:Menyediakan bukti fisik, seperti sertifikasi kesehatan atau label organik, untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk.


Analisis Johari Model 

Model Johari adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk memahami dan meningkatkan komunikasi dan hubungan antarindividu. Meskipun model ini lebih umumnya digunakan untuk membahas interaksi antarorang, kita dapat menerapkan prinsip-prinsipnya pada konteks bisnis ayam kampung untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan. Berikut adalah analisis Johari Model untuk bisnis ayam kampung:

1. Arena (Open Area):

  • Informasi yang Diketahui oleh Pemangku Kepentingan:Informasi umum dan terbuka yang diketahui oleh peternak, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya tentang produk ayam kampung, cara pemeliharaan, dan nilai tambah yang ditawarkan.

  • Kerjasama dengan Komunitas:Kolaborasi terbuka dengan komunitas lokal, toko hewan ternak, dan bisnis kuliner untuk meningkatkan visibilitas dan reputasi bisnis ayam kampung.

2. Kaca Gelap (Blind Spot):

  • Informasi yang Mungkin Tidak Diketahui oleh Pemangku Kepentingan:Pemahaman terhadap tren pasar yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami oleh peternak atau peluang bisnis yang belum dieksplorasi.

  • Umpan Balik Pelanggan:Menerima umpan balik pelanggan secara terbuka untuk mengidentifikasi aspek-aspek bisnis yang mungkin belum diakui atau perlu ditingkatkan.

3. Jendela Buta (Hidden Area):

  • Informasi yang Tidak Diketahui oleh Publik:Inovasi atau praktik bisnis yang mungkin belum diungkapkan secara luas, seperti metode pemeliharaan yang unggul atau upaya keberlanjutan yang belum dipromosikan.

  • Strategi Pengembangan Bisnis:Mungkin terdapat rencana pengembangan atau diversifikasi produk yang belum diumumkan kepada publik atau pesaing.

4. Luar Lingkaran (Unknown Area):

  • Informasi yang Tidak Diketahui oleh Peternak Sendiri:Tren pasar yang belum teridentifikasi, atau potensi risiko yang mungkin belum dipahami sepenuhnya oleh peternak.

  • Penelitian Pasar dan Inovasi:Melakukan penelitian pasar secara teratur untuk memahami perubahan tren dan eksplorasi inovasi dalam pemeliharaan ayam kampung.

Analisis BCG

Model BCG (Boston Consulting Group) merupakan suatu kerangka kerja analisis portofolio bisnis yang membagi produk atau unit bisnis suatu perusahaan menjadi empat kategori: bintang (star), tanda tanya (question mark), sapi kas (cash cow), dan anjing (dog). Mari kita terapkan model BCG pada bisnis ternak ayam kampung:

  1. Bintang (Star):

    • Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Tinggi:Produk atau aspek bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan memiliki pangsa pasar yang kuat.
    • Contoh dalam Bisnis Ayam Kampung:Mungkin ada inovasi baru dalam metode pemeliharaan ayam kampung yang mendapat respons positif dari konsumen atau produk ayam kampung dengan diferensiasi yang signifikan.
  2. Tanda Tanya (Question Mark):

    • Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Rendah:Produk atau inisiatif bisnis dengan potensi pertumbuhan tinggi, tetapi pangsa pasar yang belum teruji.
    • Contoh dalam Bisnis Ayam Kampung:Pengembangan produk baru atau ekspansi pasar ke wilayah baru yang belum terjadi sebelumnya.
  3. Sapi Kas (Cash Cow):

    • Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Tinggi:Produk atau bisnis yang sudah mapan dengan pangsa pasar yang besar, tetapi memiliki pertumbuhan yang lambat.
    • Contoh dalam Bisnis Ayam Kampung:Produk ayam kampung yang sudah mapan di pasar lokal dan terus memberikan pendapatan stabil, meskipun tanpa pertumbuhan yang signifikan.
  4. Anjing (Dog):

    • Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Rendah:Produk atau bisnis yang tidak memiliki pertumbuhan yang signifikan dan memiliki pangsa pasar yang kecil.
    • Contoh dalam Bisnis Ayam Kampung:Produk atau layanan yang tidak lagi diminati oleh konsumen atau tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap portofolio bisnis.

Implikasi Strategis:

  • Produk atau inisiatif bisnis pada kategori "Bintang" memerlukan investasi lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan dan memperluas pangsa pasar.
  • Produk atau inisiatif bisnis pada kategori "Tanda Tanya" memerlukan pemantauan dan evaluasi konstan untuk menentukan apakah akan menjadi "Bintang" atau perlu dikurangi investasinya.
  • Produk atau inisiatif bisnis pada kategori "Sapi Kas" dapat memberikan arus kas yang stabil, tetapi perlu dikelola secara efisien untuk memaksimalkan keuntungan.
  • Produk atau inisiatif bisnis pada kategori "Anjing" memerlukan evaluasi kritis apakah akan dihentikan atau diubah agar menjadi lebih menguntungkan.

Analisis Porter's

Model Porter's Five Forces adalah kerangka kerja analisis industri yang mengidentifikasi lima kekuatan utama yang mempengaruhi daya tarik dan profitabilitas suatu industri. Berikut adalah analisis Porter's Five Forces untuk bisnis ternak ayam kampung:

  1. Ancaman dari Produk Pengganti:

    • Rendah:Produk pengganti untuk ayam kampung mungkin kurang umum, terutama jika fokus pada kualitas, kebersihan, dan aspek alami.
    • Strategi:Terus meningkatkan kualitas produk dan menyoroti manfaat kesehatan untuk mengurangi daya tarik produk pengganti.
  2. Daya Tawar Pembeli (Konsumen):

    • Sedang - Tinggi:Pembeli, terutama konsumen akhir, dapat memiliki daya tawar yang signifikan jika terdapat banyak pilihan penjual atau produk sejenis.
    • Strategi:Memberikan nilai tambah, seperti kebersihan dan keberlanjutan, dapat meningkatkan daya tarik produk dan mengurangi daya tawar pembeli.
  3. Daya Tawar Pemasok:

    • Sedang:Pemasok pakan dan peralatan peternakan mungkin memiliki daya tawar, tetapi dalam skala yang lebih luas, keseimbangan dapat dijaga.
    • Strategi:Membangun hubungan yang kuat dengan pemasok, mencari opsi pemasok alternatif, dan bernegosiasi untuk harga yang lebih baik.
  4. Ancaman dari Produk Baru:

    • Sedang:Memasuki industri ternak ayam kampung memerlukan investasi dan pengetahuan yang cukup, tetapi tergantung pada regulasi setempat.
    • Strategi:Membangun reputasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjalin hubungan dengan peternak lokal dapat menciptakan hambatan masuk.
  5. Intensitas Persaingan di Antara Peserta Industri:

    • Tinggi:Persaingan antara peternak ayam kampung lokal dan regional dapat tinggi, terutama jika pasar terbatas.
    • Strategi:Diferensiasi produk, strategi harga yang bijaksana, dan fokus pada keberlanjutan dapat membantu mengurangi intensitas persaingan.

Pertimbangan Tambahan:

  • Peraturan dan Kebijakan Lingkungan:Mengingat keberlanjutan dan kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama, peraturan dan kebijakan lingkungan mungkin berdampak pada operasi bisnis ayam kampung.

  • Perilaku Konsumen:Perubahan tren konsumen terkait makanan sehat, keberlanjutan, dan sumber daya lokal dapat memengaruhi permintaan produk ayam kampung.

  • Teknologi dan Inovasi:Penerapan teknologi dalam pemeliharaan ayam kampung dan inovasi produk dapat menjadi faktor penentu daya saing.

  • Hubungan dengan Komunitas Lokal:Hubungan yang baik dengan komunitas lokal, peternak lokal, dan pemangku kepentingan lainnya dapat memperkuat posisi bisnis di pasar.

Analisis tata kelola kepemimpinan

Analisis tata kelola kepemimpinan untuk bisnis ternak ayam kampung di Cilacap melibatkan evaluasi berbagai aspek manajemen dan kepemimpinan yang dapat memengaruhi keberlanjutan dan keberhasilan bisnis di tingkat lokal. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

  1. Kepemimpinan Tertinggi:

    • Visi dan Misi:Menilai sejauh mana kepemimpinan tertinggi memiliki visi yang jelas dan misi yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan tren pasar.

    • Kemampuan Kepemimpinan:Mengukur kemampuan kepemimpinan dalam merumuskan strategi bisnis yang adaptif terhadap perubahan kondisi pasar dan lingkungan.

  2. Struktur Organisasi:

    • Keterbukaan dan Transparansi:Menilai sejauh mana struktur organisasi bisnis ternak ayam kampung di Cilacap bersifat terbuka dan transparan, memungkinkan partisipasi pemangku kepentingan.

    • Keterlibatan Pemangku Kepentingan Lokal:Mengevaluasi apakah struktur organisasi melibatkan dan mendengar pandangan dari peternak lokal, toko hewan ternak, dan komunitas setempat.

  3. Kesejahteraan Peternak Lokal:

    • Sistem Pembayaran yang Adil:Mengevaluasi sistem pembayaran kepada peternak lokal untuk memastikan adil dan berkelanjutan.

    • Dukungan Teknis dan Pelatihan:Menilai apakah bisnis memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada peternak lokal untuk meningkatkan keterampilan dan hasil produksi.

  4. Pemeliharaan yang Berkelanjutan:

    • Praktik Pemeliharaan Ramah Lingkungan:Menilai apakah bisnis menerapkan praktik pemeliharaan yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan.

    • Keberlanjutan Sumber Daya:Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keberlanjutan sumber daya yang digunakan dalam operasi bisnis, termasuk pakan dan air.

  5. Partisipasi dalam Program Komunitas:

    • Program Tanggung Jawab Sosial:Mengevaluasi partisipasi bisnis dalam program tanggung jawab sosial, seperti program kebersihan lingkungan, pendidikan, atau bantuan sosial di Cilacap.

    • Kemitraan dengan Pemerintah Lokal:Menilai kemitraan dan hubungan yang dibangun dengan pemerintah setempat untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan bisnis secara sehat.

  6. Keterlibatan Konsumen:

    • Komunikasi Produk yang Jelas:Menilai apakah bisnis menyediakan informasi yang jelas dan transparan tentang produknya kepada konsumen lokal.

    • Respons terhadap Umpan Balik Konsumen:Mengevaluasi sejauh mana bisnis merespons umpan balik dan kebutuhan konsumen lokal, serta melakukan perubahan yang diperlukan.

  7. Kualitas Produk dan Kebersihan:

    • Keberlanjutan Kualitas Produk:Mengevaluasi upaya yang dilakukan untuk memastikan kualitas produk tetap tinggi dan sesuai dengan harapan konsumen lokal.

    • Praktik Kebersihan:Memastikan adopsi praktik kebersihan yang tinggi dalam proses pemeliharaan dan distribusi produk.

Analisis BEP Unit

Analisis Break-Even Point (BEP) adalah suatu metode untuk menentukan jumlah unit atau nilai penjualan yang diperlukan agar suatu bisnis mencapai titik impas, di mana pendapatan sama dengan biaya. Dalam konteks bisnis ayam kampung, BEP dapat dihitung untuk memahami sejauh mana bisnis harus menjual ayam kampung untuk tidak mengalami kerugian. Berikut adalah langkah-langkah dan pertimbangan dalam melakukan analisis BEP unit untuk bisnis ayam kampung:

Langkah-langkah Analisis BEP Unit:

  1. Identifikasi Biaya Tetap dan Variabel:

    • Biaya Tetap:Identifikasi biaya tetap bulanan, seperti sewa tempat.

    • Biaya DOC/Bibit ayam : Rp. 650.000 untuk 100 ekor ayam.

    • Biaya vaksin dan obat-obatan : Rp. 50.000

    • Biaya Listrik : Rp.60.000

    • Biaya Variabel:Identifikasi biaya variabel per unit, seperti biaya pakan.

    • Biaya pakan : Rp. 1.440.000 full pabrikan

  2. Hitung Kontribusi Margin:

    • Kontribusi Margin per Unit:Hitung selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Ini adalah kontribusi margin per unit.
  3. Hitung BEP Unit:

    • BEP Unit = Biaya Tetap ÷ Kontribusi Margin per UnitHitung jumlah unit ayam kampung yang harus dijual agar total kontribusi margin cukup untuk menutupi biaya tetap.

Pertimbangan dalam Analisis BEP Unit untuk Bisnis Ayam Kampung:

  1. Harga Jual Ayam Kampung:

    • Pastikan harga jual per unit mencerminkan pasar dan dapat bersaing di tingkat lokal. Pengaturan harga harus mempertimbangkan biaya produksi dan preferensi konsumen.
  2. Estimasi Volume Penjualan:

    • Memperkirakan volume penjualan yang realistis berdasarkan permintaan pasar lokal, musim, dan tren konsumen.
  3. Fluktuasi Biaya Variabel:

    • Biaya variabel seperti pakan atau vaksin dapat mengalami fluktuasi. Pastikan perkiraan biaya variabel akurat dan perbarui sesuai kebutuhan.
  4. Efisiensi Produksi:

    • Optimalisasi proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dapat membantu mengurangi biaya variabel per unit, memperbaiki kontribusi margin.
  5. Ketidakpastian Pasar:

    • Pertimbangkan faktor risiko seperti fluktuasi harga pakan, penyakit ayam, atau perubahan preferensi konsumen yang dapat memengaruhi hasil analisis BEP.
  6. Strategi Pemasaran:

    • Pertimbangkan strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan, seperti promosi, kerjasama dengan pengecer lokal, atau program keanggotaan.

Cost-Volume-Profit Analysis

Cost-Volume-Profit (CVP) Analysis, atau Analisis Biaya-Volume-Keuntungan, adalah suatu metode yang digunakan untuk memahami hubungan antara biaya, volume produksi, dan keuntungan suatu bisnis. Dalam konteks bisnis ternak ayam kampung, CVP Analysis membantu pemilik bisnis memahami berbagai faktor yang memengaruhi profitabilitas mereka. Berikut adalah elemen-elemen utama dan pertimbangan dalam CVP Analysis untuk bisnis ternak ayam kampung:

1. Pendapatan (Revenue):

  • Harga Jual Ayam Kampung:Identifikasi harga jual per unit ayam kampung. Pertimbangkan apakah ada variasi harga berdasarkan ukuran atau kelas ayam.

  • Volume Penjualan:Estimasi volume penjualan berdasarkan permintaan pasar lokal, musim, dan kapasitas produksi.

  • Pendapatan Total:Hitung pendapatan total dengan mengalikan harga jual per unit dengan volume penjualan.

2. Biaya (Costs):

  • Biaya Tetap:Identifikasi biaya tetap bulanan, seperti sewa tempat, gaji karyawan tetap, dan biaya overhead lainnya yang tidak berubah tergantung pada volume produksi.

  • Biaya Variabel:Identifikasi biaya variabel per unit, seperti pakan, vaksin, dan biaya langsung lainnya yang berhubungan langsung dengan produksi ayam kampung.

  • Biaya Total:Hitung biaya total dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel.

3. Keuntungan (Profit):

  • Keuntungan Bruto:Hitung keuntungan bruto dengan mengurangkan biaya variabel dari pendapatan total.

  • Keuntungan Bersih:Hitung keuntungan bersih dengan mengurangkan biaya total (biaya tetap dan biaya variabel) dari pendapatan total.

4. Titik Impas (Break-Even Point):

  • BEP Unit:Hitung jumlah unit ayam kampung yang harus dijual agar total pendapatan sama dengan total biaya (biaya tetap dan variabel).

  • BEP Pendapatan:Hitung jumlah pendapatan yang diperlukan agar mencapai titik impas dengan menjual jumlah unit yang dihitung pada BEP Unit.

5. Margin Keamanan (Safety Margin):

  • Margin Keamanan dalam Unit:Hitung selisih antara volume penjualan aktual dan BEP Unit untuk menentukan margin keamanan dalam unit.

  • Margin Keamanan dalam Persen:Hitung persentase margin keamanan dengan membagi margin keamanan dalam unit dengan volume penjualan aktual.

6. Analisis Sensitivitas:

  • Variasi Harga Jual:Pertimbangkan dampak perubahan harga jual terhadap keuntungan.

  • Perubahan Biaya Variabel:Evaluasi bagaimana perubahan biaya variabel dapat memengaruhi keuntungan.

  • Efisiensi Operasional:Perhitungkan potensi keuntungan dari peningkatan efisiensi operasional.

Analisis Supply & Demand

Analisis Supply & Demand adalah pendekatan untuk memahami dan mengevaluasi hubungan antara penawaran dan permintaan suatu produk atau layanan di pasar. Dalam konteks bisnis ayam kampung, analisis ini membantu pemilik bisnis untuk memahami dinamika pasar, menyesuaikan produksi, dan membuat keputusan yang lebih informasional. Berikut adalah elemen-elemen dan pertimbangan penting dalam analisis Supply & Demand untuk bisnis ayam kampung:

1. Penawaran (Supply):

  • Produksi Ayam Kampung:Evaluasi kapasitas produksi ayam kampung bisnis Anda. Ini termasuk jumlah ayam yang dapat dihasilkan dalam suatu periode.

  • Faktor-faktor Produksi:Pertimbangkan ketersediaan pakan, obat-obatan, air, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk produksi ayam kampung.

  • Regulasi Pemerintah:Pahami aturan dan regulasi pemerintah yang memengaruhi produksi dan penjualan ayam kampung.

2. Permintaan (Demand):

  • Pemahaman Terhadap Pasar:Lakukan penelitian pasar untuk memahami permintaan konsumen terhadap ayam kampung. Identifikasi tren dan preferensi pasar.

  • Faktor-faktor Pengaruh Permintaan:Pertimbangkan faktor-faktor seperti musim, perubahan tren makanan, dan kondisi ekonomi yang dapat memengaruhi permintaan.

  • Kemitraan dengan Pelanggan dan Pemasok:Bangun hubungan dengan pelanggan dan pemasok untuk mendapatkan informasi tentang perubahan permintaan atau tren pasar.

3. Keseimbangan Pasar:

  • Titik Keseimbangan:Temukan titik keseimbangan di mana penawaran dan permintaan bertemu. Pada titik ini, harga dan jumlah produksi dianggap optimal.

  • Penyesuaian Produksi:Fleksibilitas dalam menyesuaikan produksi agar sesuai dengan tingkat permintaan di pasar.

4. Harga Ayam Kampung:

  • Penetapan Harga yang Strategis:Tentukan harga ayam kampung yang seimbang dan menguntungkan, mempertimbangkan biaya produksi, permintaan pasar, dan margin keuntungan yang diinginkan.

  • Elastisitas Harga:Evaluasi bagaimana perubahan harga dapat memengaruhi permintaan. Apakah pasar bersifat elastis atau tidak elastis terhadap perubahan harga?

5. Faktor Eksternal:

  • Pengaruh Faktor Eksternal:Perhatikan faktor-faktor eksternal seperti perubahan kebijakan pemerintah, kejadian cuaca, atau peristiwa global yang dapat memengaruhi pasokan atau permintaan.

  • Perubahan Tren Konsumen:Ikuti tren konsumen terkini dan beradaptasi dengan perubahan preferensi makanan atau nilai tambah yang dicari konsumen.

6. Responsif terhadap Perubahan:

  • Pemantauan dan Responsif:Terus pantau pasar, pantau persediaan dan permintaan, dan bersiap untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.

  • Inovasi Produk:Pertimbangkan inovasi produk atau diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan yang berkembang.

Analisis penerimaan/penolakan

Analisis penerimaan dan penolakan terkait bisnis ayam kampung melibatkan pemahaman tentang bagaimana bisnis ini diterima atau ditolak oleh berbagai pemangku kepentingan. Penerimaan dapat mencakup tanggapan positif dari pelanggan, peternak, pemerintah, dan masyarakat umum, sementara penolakan dapat berasal dari keberatan etis, kekhawatiran lingkungan, atau peraturan pemerintah yang ketat. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dianalisis:

1. Penerimaan dari Pelanggan:

  • Respon Pasar:Analisis sejauh mana produk ayam kampung diterima di pasar. Tanggapan positif dapat mencakup peningkatan penjualan, ulasan pelanggan yang baik, dan reputasi yang kuat.

  • Tren Konsumen:Pemahaman terhadap tren konsumen terkini dan preferensi makanan yang dapat memengaruhi penerimaan produk ayam kampung.

2. Penerimaan dari Peternak:

  • Keterlibatan Peternak Lokal:Mengukur sejauh mana peternak lokal terlibat dalam bisnis. Keterlibatan positif dapat mencakup kerjasama yang baik, penerimaan teknik pemeliharaan ayam kampung, dan keuntungan bersama.

  • Dukungan Teknis:Menilai tingkat dukungan teknis yang diberikan kepada peternak lokal, seperti pelatihan, penyediaan peralatan, dan bimbingan.

3. Penerimaan dari Pemerintah:

  • Kepatuhan terhadap Peraturan:Memastikan bahwa bisnis ayam kampung mematuhi semua regulasi pemerintah yang berlaku terkait dengan pemeliharaan hewan, keamanan pangan, dan lingkungan.

  • Kemitraan dengan Pemerintah:Membangun kemitraan positif dengan pemerintah setempat dapat meningkatkan penerimaan dan mendukung keberlanjutan operasional.

4. Penerimaan dari Masyarakat:

  • Tanggapan Masyarakat:Menganalisis apakah bisnis mendapatkan dukungan masyarakat atau apakah ada ketidaksetujuan atau kekhawatiran. Tanggapan positif dari masyarakat dapat memperkuat citra merek.

  • Program Tanggung Jawab Sosial:Menilai partisipasi bisnis dalam program tanggung jawab sosial yang dapat meningkatkan penerimaan di komunitas.

5. Penolakan atau Keberatan:

  • Keberatan Lingkungan:Menganalisis keberatan yang mungkin muncul terkait dengan dampak lingkungan dari operasi bisnis, seperti limbah atau penggunaan sumber daya yang berlebihan.

  • Isu Etis:Memahami apakah ada isu etis yang berkaitan dengan metode pemeliharaan atau perlakuan terhadap hewan yang dapat menyebabkan penolakan.

  • Regulasi yang Ketat:Menilai dampak regulasi pemerintah yang ketat terhadap operasi bisnis dan bagaimana bisnis meresponsnya.

6. Reputasi Merek:

  • Pemeliharaan Reputasi:Melacak dan memelihara reputasi merek bisnis ayam kampung. Reputasi yang baik dapat meningkatkan penerimaan di mata konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.

  • Krisis Manajemen:Memastikan kesiapan untuk mengatasi krisis yang mungkin muncul dan berdampak pada penerimaan bisnis.

Taksiran Lokasi Bisnis Google Map

Daftar Pustaka

  1. Buku:

    • "Bisnis Ayam Kampung Petelur" oleh Sutrisno, Joko.
    • "Panduan Praktis Beternak Ayam Kampung" oleh Dwi Agus Sudarmanto.
  2. Jurnal atau Artikel Ilmiah:

    • Telusuri jurnal-jurnal pertanian atau peternakan di Indonesia yang membahas aspek bisnis ternak ayam kampung.
  3. Lembaga Pertanian dan Pemerintah:

    • Lembaga-lembaga seperti Kementerian Pertanian Republik Indonesia atau Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mungkin memiliki publikasi atau laporan terkait.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun