Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Matahari Siang

18 Oktober 2019   10:18 Diperbarui: 18 Oktober 2019   10:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika matahari siang
tak henti menahan jatuhnya
bulir-bulir air hujan
lalu memburaikan hawa keresahan
menitipkan pesan gundah
akan puing-puing mimpi
yang berantakan di beranda rasa
maka cukuplah dewi malam
menemani barisan gundah

Kita butuh matahari siang
tapi sesekali,
matahari siang tak sanggup
memadamkan percik-percik luka
dan malam selalu menjadi pelipur
menawarkan pendar cahaya harapan
agar tak sia-sia
melewati pertukaran hari

Makassar | 18 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun