Ketika matahari siang
tak henti menahan jatuhnya
bulir-bulir air hujan
lalu memburaikan hawa keresahan
menitipkan pesan gundah
akan puing-puing mimpi
yang berantakan di beranda rasa
maka cukuplah dewi malam
menemani barisan gundah
Kita butuh matahari siang
tapi sesekali,
matahari siang tak sanggup
memadamkan percik-percik luka
dan malam selalu menjadi pelipur
menawarkan pendar cahaya harapan
agar tak sia-sia
melewati pertukaran hari
Makassar | 18 Oktober 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!