Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pungut Sampah di Kepalamu

9 April 2019   16:03 Diperbarui: 9 April 2019   16:50 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sejak kapan, muncul sampah-sampah kering di kepalamu. Dari tebaran kata-katamu, malah sampah-sampah itu menjelma menjadi belati, silet, juga badik berkarat.

Hingga di penghujung petang ini, mulutmu terus cerocos di kursi lapuk sembari menerbangkan semuanya ke dadaku, bagai ditikam dan disayat.

Kau memaki pilihan politikku, sementara aku tak pernah mengusik sepatah kata pun tentang pilihan politikmu. Kau gunakan dalil agama pula. Pun dalil sosiologis.

Hai kawan, sudah sepuluh tahun kita bersama, susah senang kita lalui. Hanya karena beda pilihan, kau akan membenciku, memutus tali perkawanan kita?

Pungut sampah-sampah itu di kepalamu. Buang atau bakarlah. Jangan biarkan menudungi alam pikiranmu. Sekarang juga! jangan tunggu ia berceceran ke bilik hatimu.

(Catatan langit, 9 April 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun