Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aksara-aksara Ricuh

1 April 2019   13:57 Diperbarui: 1 April 2019   14:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksara-aksara ricuh membubung tinggi hitamkan langit Nusantara, melayang bersama awan mendung. Menyulut api amarah hendak melahap ikatan sesama. Meski tetap tersisa, tapi hadirkan sekat-sekat di bilik asa yang telah lama terajut.

Aksara-aksara ricuh memantik kerusuhan koyakkan bingkai perbedaan. Timbul tenggelam di antara celah sinar matahari pagi, memenuhi udara siang ruang negeri. Napas pun dibuat sesak sesekali.

Tak menyerah. Aksara-aksara itu jua menyusup di kaki langit senja, ikut mencicipi sinar lembutnya. Dan ketika senja utuh terbenam, ia tinggalkan aksara bernada kerusuhan dan menusuk ketentraman batin.

Malam hening pun jadi korban. Di atas cakrawala yang dikuasai cahaya temaram, ia tetap mengukir untaian aksara, menyempurna dalam bait-bait yang membelah tali perkawanan.

(Catatan langit, 1/4/2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun