Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jumat

15 Februari 2019   10:52 Diperbarui: 15 Februari 2019   11:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, hari kelima dalam sepekan. Dan aku belum bisa beranjak dari kurungan sepi jiwaku. Apakah kamu tahu perihalku ? Di dalam kurungan itu aku menangis tanpa air mata.

Jumat lalu kutemukan wajahmu di jendela sunyi, menanti kedatanganku untuk bercanda bersama di belakang rumah di atas balai bambu sambil menenggelamkan diri dalam indahnya rona merah sang mentari.

Jumat depan, dalam janjimu, kau akan mengajakku mengunjungi pantai Akkarena Tanjung Bunga kota Daeng, mencumbui karang-karang dan melihat tarian gemuruh ombak

Jumat, hari dikabulkannya setiap doa, kata hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
Maka di hari ini, aku ingin mendoakan:
agar cinta kita kekal abadi dalam cahaya Ilahi.

(Catatan langit, 15 Februari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun