Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Puji (2): Mata Air Kebahagiaanku

1 Januari 2019   13:16 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:20 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa-masa yang paling sulit telah kulewati

Masa-masa yang pernah memporak-poranda ketentraman batinku

Kerap mengganggu tidurku

Menarik diriku meninggalkan dunia yang seperti biasa kujalani

Membuat rasioku harus berbagi dengan rasa

dan sesaat berhenti menjelajah dunia filsafat

Menyurutkan selangkah perjuanganku membela kemanusiaan

Memintaku sejenak mendengarkan tuntutan hati

sebelum menuntut keadilan dari negara atas nasib kaum mustadh'afin

Kini,

Telah kupeluk rembulanku yang pernah melukai

dengan sinar merah lembutnya

Telah kutemukan bintangku yang pernah berlayar jauh

meninggalkanku di dermaga sunyi

Telah kupetik mawarku yang pernah membuat jiwaku menangis

disepanjang waktu saat wajahnya membayang

Memang ia selalu hadir dalam setiap do'a-do'aku

Dan Tuhan pun mendengar pintaku

menentukan jodohku

Kini Puji memenuhi relung-relung hatiku

Mengisi hari-hariku dengan senyuman tulus

Membanjiri hidupku dengan air mata kebahagiaan

yang dulu setetes pun tak kudapatkan

(Catatan langit)

Makassar, 1 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun