Kemudian, nilai perdagangan Indonesia-China meningkat dua kali lipat lebih, dari US$ 48,23 miliar pada 2014 menjadi US$109,99 miliar pada 2021. Impor dari China juga melesat dari US$ 30,62 miliar pada 2014 menjadi US$ 53,8 miliar pada 2021.
Meningkatnya hubungan antar negara tersebut memiliki keuntungan masing-masing pihak, dimulai dari Indonesia. Dalam proyek Kereta Cepat Indonesia China merasakan transfer teknologi dan pengembangan industri, yaitu penguasaan teknologi yang berstandar internasional, standarisasi produk industri perkeretaapian dalam rangka melindungi industri dalam negri, dan pengembangan roadmap teknologi industri pereketaapian.Â
Selain itu, kerjasama dilakukan dalam proyek Belt Road Initiative atau jalur sutra. Pengembangan ini memperkuat koneksi seperti Maritime Silk Road memper erat hubungan China dengan negara-negara asia hingga eropa. proyek ini akan memudahkan transportasi barang, menurunkan biaya transportasi, dan pereduksiaan biaya barang. Dampak ini memberikan positif bagi Indonesia agar lebih mengembangkan barang unggulan dan potensial yang berdaya saing produk global.
Pengembangan ini berpotensi meningkatkan perekonomian nasional Indonesia. Dalam kacamata politik, kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia berusaha untuk menjaga hubungan diplomatic dengan China. Banyak peluang untuk mempertahankan hubungan karena indonesia pemasok bahan baku SDA terbesar China dan era Joko Widodo sentralisasi pada negara China. Berbagai kebijakan l yang di ambil oleh Jokowi tersebut selarasa karena kebijakan luar negeri dipenagruhi oleh keadan internasional dan politik dalam negeri.
Infrastruktur yang tidak memadai telah lama menjadi masalah di Indonesia, mengurangi daya saing ekonomi Indonesia dan memperlebar kesenjangan sosial ekonomi antara bagian barat Indonesia yang lebih maju dengan bagian timur negara. Sisi lain, keuntungan juga di rasakan oleh Negara China untuk memperkuat dominasi ekonominya. Tidak jauh dari ekonomi, China ingin membangkitkan sebagai negara dominasi yang ingin mengalahkan US. Selain itu, dalam agenda One Belt One Road, indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada jalur sutra maritim yang akan di kembangkan. China gencar memberi bantuan dan investasi bertujuan untuk berjalannya protek jalur sutra modern. proyek ini akan memudahkan transportasi barang, menurunkan biaya transportasi, dan pereduksiaan biaya barang.Â
Dampak ini memberikan positif bagi Indonesia agar lebih mengembangkan barang unggulan dan potensial yang berdaya saing produk global. Kerja sama internasional ini mengarah pada kepentingan ekonomi-politik internasional, bagi Indonesia meningkatkan pembangungan infrastruktur. Hal ini di anggap sebagai solusi untuk mengatasi hambatan sistem transportasi indonesia, seperti kapasitas teknologi kereta cepat.
Namun, Indonesia juga harus memperhatian pencegahan  untuk mengatasi semua masalah yang muncul dalam hubungan bilateral Indonesia-Cina. Jika dibiarkan, mereka dapat membahayakan semua pencapaian yang telah dicapai, termasuk kerukunan antar-ras Indonesia yang diperoleh dengan susah payah dan masih rapuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H