Dan membekukan momen tersebut pada setiap hujan yang turun membasahi hari
Hingga pada hujan yang turun pada hari kau berkata
“sepertinya aku tak butuh payungmu lagi”
Sambil mengembangkan payung indah milikmu sejak lama
Payung indah yang disimpan aman dalam lemari
Yang hanya ditengok sekali-sekali
Yang menjadi cadangan saat payung tua milikku berlubang
Hingga meloloskan tetes air bercampur angin yang selalu menyapamu dengan ucapan selamat sore
Dulu kau suka itu,
dan itu hal yang paling kusuka
Sebelum kau mulai membenci hujan,
Dan membohongi diri dengan sesuatu yang kau sebut realistis
Sebelum kau pergi dengan payung indahmu,
Dan melupakan kesenangan kita bermain hujan
Hingga kini, kau masih tetap membenci
Sedangkan aku tetap setia bermain hujan
Diluar kepala, aku hafal tarian hujan
“kanan-kiri lalu berputar sembilan kali”
Tetap menunggumu sadar kembali
Walau hanya sebatas keyakinan
Yang mungkin tak sama dengan kita yang kemarin
“berlari cepat lalu melompat jatuh dalam genangan”
Kutunggu kau menari kembali,
tunjukan denyut ceria dibawah hujan