Lalu pada saat berfoto ria, saya baru menyadari bahwa banyak nelayan yang menjual secara langsung ikan-ikan yang mereka tangkap dengan harga yang sangat ekonomis disana. Ikan-ikan yang mereka tangkap ada yang didapat dengan memakai jaring yang dilempar, dan ada juga yang memakai tombak.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa hari sudah mulai menunjukkan gelapnya. Kami sekeluarga masih betah dan enggan untuk pergi.Â
Namun, karena melihat keadaan yang sudah mau malam dan hujan mulai turun kami sesegera mungkin mau tidak mau haru beranjak dari tempat itu. Ada orang yang bilang, cukup sekali saja mengunjungi suatu tempat supaya kesannya masih tetap terasa.Â
Cukup tahu sedikit saja biar kekagumannya tidak sirna. Tetapi, menurutku pribadi tempat yang hari ini saya kunjungi, ingin kembali lagi dan lagi suatu hari nanti.
Perjalanan kami pulang dari pantai menuju rumah, sama dengan perjalanan saat berangkat dari rumah menuju pantai. Tidak ada yang membedakan secara jelas, yang membedakan hanyalah waktu, sedangkan jalur dan lingkungan yang dilalui tetap sama. Â
Tak perlu dikerumuni gemerlapnya perkotaan. Terkadang juga kebahagiaan hadir oleh sebuah suara derasnya air dan ombak dari tengah laut  hingga sampai ketepian pantai.
Pantai Tanjung Setia menyajikan bagi para pengunjungnya fenomena itu secara alami. Rimbun dedaunan di sekitar pantai itu, batu karang yang berjejer sangat rapih membuat hati menjadi damai tak terbantahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H