Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Nujum Melayu

27 Oktober 2024   23:04 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Nujum Melayu | Dokumentasi Dicky Armando

Ketika berhasil keluar dari jurang dan mendapatkan kembali sepeda motornya, Bang Tomi berhenti di suatu surau yang tak terurus. Surau tersebut terletak di suatu kampung yang misterius.

Di suatu itu pula akhirnya Bang Tomi pingsan lagi selama kurang-lebih satu minggu. Ia akhirnya terbangun ketika mendengar suara panggilan dari anaknya.

Pada tahap ini saya sudah geleng-geleng kepala. Dalam hati saya berkata: "Ini orang cobaan-nya agak lain."

Ketika sampai rumah, akhirnya Bang Tomi mengalami pendarahan pada beberapa bagian tubuhnya. Namun pada saat yang sama, ia berpikir bahwa perjalanannya belum tuntas.

"Waduh!" kata saya refleks.

Maka pada perjalanan 100 hari Bang Tomi (bagian kedua), ia benar-benar mendatangi masjid-masjid dan bertemu sejumlah guru-guru dan orang-orang tua yang banyak memahami soal "ilmu perhitungan".

Menurut Bang Tomi ketika berdialog dengan guru-guru pada masa itu, ia belum menyadari bahwa apa yang disampaikan merupakan hasil dari karya Abu Ma'syar Al-Falaki.

Setelah tuntas perjalanan tersebut, beberapa waktu kemudian ia mendapatkan dokumen-dokumen yang disimpan oleh "orang dalam" kerajaan tertentu di Kalimantan Barat. Satu di antaranya adalah buku karya Abu Ma'syar Al-Falaki.

Mengingat dan menimbang banyak hal, apalagi kejadian menimpanya, ia berniat akan menulis ulang kitab tersebut agar tidak hilang dimakan zaman dan bisa dipahami banyak orang.

"Bagaimana soal 'akurasi' dari kitab tersebut, Bang?" tanya saya penasaran.

"Banyak hal. Contoh dalam kitab tersebut pada umur dan periode tertentu saya diperkirakan akan sakit. Saya benar-benar sakit, dan pihak rumah sakit tidak bisa memberikan penjelasan tentang penyakit tersebut dalam sudut pandang medis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun